Lihat ke Halaman Asli

Tutorial Pilgub DKI: Agus, Anies atau Ahok?

Diperbarui: 1 Oktober 2016   19:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

oliviaarmasi.wordpress.com


Konsep pemerintahan demokratis, memilih kepala daerah dan wakil rakyat dapat dianalogikan seperti halnya kita merekrut pembantu melalui agen penyalur tenaga kerja. Parpol sebagai agen-agen yang menyajikan dan mempromosikan mana calon pembantu yang paling rajin, handal, bermoral, loyal,jujur danberpengalaman’.

Kalau yang dicari pembantu paling ganteng/cantik atau paling mahir bicara apalagi yang belia, berarti bos-nya yang perlu dipertanyakan orientasi dan motivasinya. ^_^   

Rakyat adalah bos, memilih yang terbaik untuk dipekerjakan dan digaji sebagai kepala daerah dan wakil rakyat. Kepala daerah diberi tugas mengkoordinir/memimpin pegawai negeri/staf dan wakil rakyat sebagai pengawasnya.

Karena masih banyak masyarakat yang berpola pikir feodal, terjadi perkeliruan dalam implementasinya. Kedudukan yang sangat jelas itu menjadi terbalik-balik. Para pembantu itu malah diperlakukan istimewa seperti raja.

Masyarakat perlu diedukasi untuk mengembalikan posisi kedudukan seperti seharusnya. Siapa dari calon kepala daerah yang paling siap menjadi “kacung” rakyat dan paling siap bekerja.

Pilgub DKI sebentar lagi, bukan mengabaikan peran calon wakil, tapi mengingat kewenangan mengeksekusi kebijakan adalah gubernur, maka yang mutlak menjadi pertimbangan pemilih adalah kemampuan dan kualitas calon gubernurnya.

Agus Harimurti Yudhoyono, M.Sc., MPA., M.A.

Kelebihan Agus selain muda, adalah lulusan terbaik Akmil. Dengan sederet pengalaman sekolah yang dibuktikan dengan gelar akademisnya, Agus sangat luar biasa dan tidak perlu diragukan intelektualitasnya.

Dari sederet pengalaman selama bertugas dimiliter dan interaksi dengan masyarakat sipil, Agus berpengalaman menjadi problem solver yang identik dengan pendekatan keamanan dan mengangkat senjata.

Kelebihan yang menjadi kekurangan Agus sebagai seorang tentara adalah pendidikan akademis dan pendidikan militernya. Seorang taruna dipersiapkan, bahkan dicuci otak menjadi pribadi yang penuh percaya diri dan loyal seperti robot. Loyal tanpa pembangkangan, tidak ada sesi dialogis dalam menerima perintah dan memerintah. Dengan ilmu yang didapatkan dari pendidikan akademisnya, Agus menjadi pribadi yang penuh perhitungan.

Like father like son, air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga, kacang ora ninggal lanjaran. SBY juga lulusan Amerika. Seorang jenderal bergelar doktor, ahli memberikan opsi strategi kepada panglima. Dengan kelebihannya Agus akan berhasil menjadi seorang KONSEPTOR.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline