Lihat ke Halaman Asli

Ketika Ayah Tak Lagi di Sini

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ridho Allah tergantung pada ridhonya orangtua.

Murka Allah tergantung pada murkanya orangtua.

Cintai orangtua kita selagi mereka masih bersama kita.

***

Tuhan, dulu ia pernah berkata padaku. Bahwa tak ada orang yang paling ia cintai didunia ini kecuali ayah dan bundanya. Tak ada orang yang akan melebihi cinta mereka padanya.

Ayah begitulah ia memanggil lelaki paruh baya yang tengah duduk bersamanya didampingi ibundanya tercinta. Ada senyum bahagia yang terpancar dari bibirnya saat ia bercengkrama dengan kedua orang tuanya, melepas rindu.

Ia jarang pulang, semenjak lulus SMP. Ayah mengirimkannya untuk belajar ilmu agama di salah satu pondok pesantren ternama di kota Jombang. Kini telah genap 8 tahun ia ada dikotaku. Sungguh bukan waktu yang singkat, yang ia habiskan tanpa bisa melihat orang tuanya setiap hari.

Saat ia mulai bisa bekerja, mengumpulkan uang untuk masa depannya. Ia perkenalkanku pada orang tuanya sebagai gadis pilihan hatinya. Tak ada kata penolakan yang Ayah berikan padanya. Hanya sebuah nasehat "Biarkan Gita lulus kuliah dulu, soal lamaran kita pikir setelah Gita menyelesaikan S1-nya"

Aku dan dia menerima keputusan ayah, kami membangun mimpi. Mengejar cita tanpa mengabaikan cinta yang telah kami tanamkan di hati kami. Ia menekuni pekerjaannya. Demikian pula diriku, berusaha menyelesaikan S1ku dan tetap bekerja part time untuk biaya hidupku. Dan akhirnya aku dapat menyelesaikan S1ku pada bulan September 2012 yang diresmikan dengan acara wisuda awal oktober 2012.

Tentunya ini adalah kabar bahagia bagi kami, cita-cita kami untuk segera membina rumah tangga akan segera terlaksana. Namun, Engkau berkehendak lain Ya Allah. Sebulan pasca kelulusanku, Kau coba ia, Kau uji kesabaran dan ketabahannya. Ayahnya Engkau berikan sebuah sakit yang mengharuskannya meninggalkanku sendiri disini.

Hingga pada suatu hari, ditengah malam tanggal 8 November 2012. Kau pinta ayahnya untuk kembali padaMu. Aku tahu Tuhan, kami tak bisa menolak takdirMu. hanya saja ini adalah pukulan terberat untuknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline