Lihat ke Halaman Asli

Kesia Elisabeth

Seorang anak perempuan yang mati-matian dibahagiakan oleh ayahnya

Insomnia

Diperbarui: 8 September 2019   13:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku selalu bingung saat menatap masa depan kita berdua.

Terkadang begitu cerahnya sehingga dapat mengalahkan sinar mentari.

Terkadang kelam, dingin, kaku, melebihi sunyinya malam.

Setiap hari setiap waktu, kepala dan hatiku dipenuhi seribu tanda tanya tentang hal penting maupun receh.

Entah sampai kapan, entahlah.

Mungkin bersimpuh dikaki Sang Maha Pemberi Hidup, adalah satu-satunya jalan keluarku, kita.

Ya. Mungkin.

Mungkin harus begitu.

Selamat Malam hati, jiwa dan ragaku.

Tidurlah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline