Lihat ke Halaman Asli

Olive Bendon

TERVERIFIKASI

Travel Blogger

Untannun Kameloan, Sehelai Benang Semangat dari Toraja

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1348164784180332006

Dalam satu kunjungan singkat ke kampung adat To'Barana, Toraja Utara yang terkenal dengan tenunnya di penghujung 2010; hati saya miris berbincang dengan para penenun sepuh yang masih terus berkarya. Walau tak tahu siapa yang akan menjadi penerusnya, kobar semangat dari mata tuanya tetap berpijar meski tangan bergetar menenun helai demi helai benang menjadi selembar kain. Rentang usia mereka 74 - 90 tahun! Kemana generasi mudanya?

"Kalau kami mati, tidak ada mi yang kasih terus" ucapan lirih dari bibir tua yang bergetar itu selalu terngiang saat membayangkan satu daerah yang indah di dataran tinggi Sulawesi Selatan.

[caption id="attachment_213546" align="aligncenter" width="486" caption="Peluncuran buku Untannun Kameloan, Textiles of Toraja, Mamasa, Mamuju, Rongkong, Sulawesi, Indonesia di Museum Tekstil, Jakarta. Ki-ka: Indra Riawan Kepala Museum Tekstil, Dinny Jusuf, Perwakilan BNI, Mari Elka Pangestu, Judi Achjadi dan Keiko Kusakabe (dok. koleksi pribadi)"][/caption] Dua tahun berlalu, Kamis malam (19/09) dalam acara pembukaan Pameran Tenun Toraja, Untannun Kameloan; ada satu semangat berbeda mengalir di Museum Tekstil, Jakarta. Untannun kameloan, satu ungkapan dalam bahasa Toraja yang mengandung arti menenun kebaikan; menjadi semangat sekaligus mimpi seorang wanita yang lebih senang menyebut dirinya sebagai seorang ibu, seorang istri dan seorang pemimpi, Diana Iriana Jusuf. Mantan Sekertaris Jenderal (Sekjen) Komisi Nasional (Komnas) Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang akrab disapa Dinny Jusuf ini, juga pernah berkecimpung di dunia perbankan; memenuhi panggilan jiwanya mengabdikan diri untuk berbagi semangat dengan para penenun di pelosok Toraja.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu dalam acara jumpa pers mengatakan perlunya pendampingan terhadap para penenun dalam hal dokumentasi, perlindungan, pemasaran, mengapresiasi dan memelihara kreatifitas lokal agar tidak punah. Mari Elka yang datang dalam balutan sarung tenun Toraja menyampaikan apresiasi dan memuji usaha Dinny Jusuf dalam mengembangkan tenun Toraja.

[caption id="attachment_213548" align="aligncenter" width="486" caption="Mari Elka Pangestu didampingi Dinny Jusuf melihat koleksi tenun yang dipamerkan usai jumpa pers Untannun Kameloan (dok. koleksi pribadi)"]

13481652401310837331

[/caption] Lebih lanjut Mari Elka mengatakan penenun bukanlah perajin yang karena kerajinannya menekuni satu pekerjaan hingga membuahkan sesuatu. Penenun memiliki keahlian, pengetahuan dan keterampilan dalam mengerjakan karyanya. Karenanya diperlukan orang seperti Dinny Jusuf yang memiliki panggilan untuk mengembangkan kreatifitas tradisi budaya yang ada di Indonesia. Publik tidak akan pernah tahu ada tenun Toraja jika tak ada yang mengenalkannya. Satu langkah baru sebagai wujud bangkitnya gairah masyarakat terhadap tenun Indonesia.

Bagi Dinny Jusuf yang mengawali usahanya dengan sebuah mimpi dan kecintaan pada tenun Toraja, percaya tak ada yang serba kebetulan, karena segala sesuatu terjadi pada waktunya. Perjumpaannya dengan Keiko Kusakabe seorang antropolog Jepang yang sudah 15 tahun berurusan dengan kain langka Sulawesi khususnya mendalami teknik tenun Toraja serta Judith Knight Achjadi wanita berdarah Kanada pemerhati wastra (kain) adati Indonesia; telah membuahkan satu kolaborasi yang indah dalam Untannun Kameloan, Textiles of Toraja, Mamasa, Mamuju, Rongkong, Sulawesi, Indonesia; sebuah katalog tenun Toraja yang diluncurkan setelah acara jumpa pers. Bersama Yayasan Toraja Melo, mereka mewujudkan penyelenggaraan pameran tenun Toraja yang pertama kali diadakan di Indonesia dengan dukungan Museum Tekstil, Jakarta dan BNI sebagai sponsor tunggal, serta kurator pameran Keiko san dan Judi Achjadi.

Riri Riza yang sedang menyelesaikan film tentang Atambua saat ditemui di acara pembukaan pameran menyampaikan apresiasi dan kekagumannya pada usaha pelestarian tenun Toraja. Riri berharap suatu hari nanti memiliki kesempatan untuk berkunjung kembali ke Toraja setelah kunjungannya beberapa tahun silam.

Pembukaan pameran juga dihadiri oleh Wakil Bupati Toraja Utara, Buntang Rombelayuk, Mantan Menteri Perdagangan Rahadi Ramelan, praktisi fashion dan tenun Indonesia serta tamu undangan lainnya.

[caption id="attachment_213550" align="aligncenter" width="486" caption="Tamu undangan menyaksikan penenun Toraja pada acara pembukaan Pameran Untannun Kameloan (dok. koleksi pribadi)"]

13481655021890309291

[/caption] [caption id="attachment_213552" align="aligncenter" width="486" caption="Tas koleksi Toraja Melo yang sanggup bersaing dngan produk branded (dok. koleksi pribadi)"]

13481658641957518072

[/caption] Pameran Tenun Toraja, Untannun Kameloan dibuka untuk umum Jumat, 21 September hingga Minggu, 30 September 2012; akan diisi dengan beragam kegiatan menarik yang bisa diikuti oleh para pengunjung seperti Presentasi dan Diskusi Dynamic Trading of Ritual Textiles in Sulawesi, Workshop on Torajan Braiding and Loop Manipulation: Mangka'bi; yang akan disampaikan oleh Keiko Kusakabe, Peragaan Busana dan lain-lain. Untuk info lebih lengkap mengenai kegiatan tersebut bisa dilihat di laman Toraja Melo.

Jangan pernah berharap orang lain akan melihat dan memberikan apresiasi tanpa kita memulai berkarya. Jangan tidur Indonesia, tunjukkan karyamu! Salam budaya kreatif! [oli3ve].




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline