Lihat ke Halaman Asli

Tutupi Kepentingan Politik Dalih Agama, Ijtima' Ulama Jilid II Sulit Angkat Prabowo-Sandi

Diperbarui: 18 September 2018   13:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Meskipun hasil Ijtima' Ulama jilid 2 telah menitahkan akan mendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, namun itu dinilai tak akan menambah suara pasangan capres-cawapres tersebut.

Hal itu karena massa Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) sebagai penyelenggara Ijtima' Ulama pada dasarnya memang basis pendukung Prabowo. Kehadiran hasil jilid dua pun tak menambah basis massa baru.

Hal itu sebagaimana penilaian yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif IndoBarometer, M. Qodari, beberapa waktu lalu.

Seharusnya, yang menjadi perhatian dalam aspek elektoral ialah penambahan dukungan dari kelompok yang bukan basis suara dari pasangan calon. Dukungan dari kelompok non-basis suara inilah yang akan signifikan bagi pasangan calon.

Diakui ataupun tidak, hasil Ijtima' Ulama jilid dua ini pun hanya formalisasi dukungan kepada Ketua Umum Partai Gerindra itu. Tak ada kaitannya dengan suara ulama sebenarnya.

Sebab, hasil Ijtima' Ulama ini tidak konsisten dengan keputusan sebelumnya. Dukungan tetap diberikan kendati Prabowo tak memilih ulama menjadi calon wakil presidennya.

Padahal, sebelumnya Ijtima' Ulama jilid pertama merekomendasikan  dua ulama untuks menjadi wakil presiden Prabowo. Yakni, Abdul Somad dan Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Salim Segaf Al Jufri.

Mereka bahkan mengancam akan batal mendukung Prabowo bila rekomendasi diabaikan. Kenyataannya kini semua keputusan itu dijilat lagi.

Kemudian, salah satu poin kesepakatan pada hasil Ijtima' Ulama dua adalah meminta Prabowo menjamin keamanan pimpinan Front Pembela Islam Rizieq Shihab sekembalinya ke Indonesia. Rizieq, yang terjerat kasus chat porno, saat ini tengah berada di Mekkah, Saudi Arabi.

Hal ini telah menegaskan dari awal bahwa GNPF dan hasil Ijtima' Ulama ini merupakan pendukung Prabowo dan kontra Jokowi.

Dengan begitu, meskipun dukungan itu ditutupi dengan kedok Ijtima' Ulama akhirnya publik tahu siapa dan seperti apa kepentingan politiknya. Tepatnya adalah nafsu kekuasaan yang sok ditutupi dengan dalih agama.

Publik cukup menandai mereka, dan memberikan hukum yang setimpal dari bilik suara.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline