Lihat ke Halaman Asli

Nuty Laraswaty

Digital Marketer , penulis konten

Ayat-ayat Cinta 2, Adakah Kisah Cinta Sempurna Itu?

Diperbarui: 11 Desember 2017   13:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto bersama penulis, Kang Abik. Dokumentasi

Saat saya menulis di kompasiana, entah mengapa lagu Rosa , Ayat - Ayat Cinta seolah terngiang. Lagu itu begitu membekas dalam hati, saat pertama kali mendengarnya dan membuat memahami mengapa jalan cerita film Ayat-Ayat Cinta sangat berkesan. Ya, Bagi saya lagu ini, sangatlah lekat dengan film tersebut.

Desir pasir di padang tandus
Segersang pemikiran hati
Terkisah ku di antara cinta yang rumit

Bila keyakinanku datang
Kasih bukan sekadar cinta
Pengorbanan cinta yang agung
Ku pertaruhkan

Reff:
Maafkan bila ku tak sempurna
Cinta ini tak mungkin ku cegah
Ayat-ayat cinta bercerita
Cintaku padamu
Bila bahagia mulai menyentuh
Seakan ku bisa hidup lebih lama
Namun harus ku tinggalkan cinta
Ketika ku bersujud

Bila keyakinanku datang
Kasih bukan sekedar cinta
Pengorbanan cinta yang agung
Ku pertaruhkan

Repeat reff

Ketika ku bersujud

Harapan akan hal ini pupus sudah pada Film Ayat-Ayat Cinta 2, tak ada musik yang mendukung. Meskipun sederet nama besar penyanyi ditampilkan, seolah Film Ayat-Ayat Cinta 2 tidak mempunyai lagu yang dapat memberi "jiwa" pada jalan cerita film tersebut.

Deretan bintang yang muncul dan berperan dengan apik, juga seolah menghilangkan "rasa" dan "jiwa" dari Ayat-Ayat Cinta 2. Saya hanya merasakan film ini terlalu banyak "titipannya" untuk hadir sebagai peneduh di era hiruk pikuknya ke ragaman etnis manusia waktu ini.

Sosok Fahri, dalam film digambarkan hanya dapat mengikuti arus permintaan sekelilingnya, lebih banyak adegan dia terdiam dan terpaku , dan terpaksa mau tak mau menjalankan, karena orang lain "mengatasnamakan" namanya menyampaikan bahwa Fahriakan melakukan hal tersebut. Konflik dan penghayatan pergelutan jiwa Fahri tidak terlihat dan tergambarkan dengan bagus.

Banyak sekali hal-hal yang dapat lebih ditekankan, tidak terlihat dan tergambarkan. Saya seolah menonton sinetron dan bukan film yang didasari tulisan karya besar kang Abik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline