Lihat ke Halaman Asli

Pensiun: Bukan Garis Finis Menjadi Orang Baik dan Berguna

Diperbarui: 12 Agustus 2021   09:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Life hack. Sumber ilustrasi: PEXELS/SeaReeds

Pensiun: bukan garis finis menjadi orang baik dan berguna

Tulisan ini bukan ungkapan atau curahatan hati seorang yang menjalani hidup pasca pensiun. Usia saya masih 40 tahun lebih sedikit. Karena itu saya masih jauh dari usia pensiun. Sekalipun demikian saya sering mendengar dan bahkan mengalami kebersamaan dengan seorang yang masuk kategori pasca pensiun.

Ketika saya bersama beliau saat itu yang bersangkutan berusia 75 tahun. Di usianya demikian beliau banyak membuat saya kagum dan belajar bagaimana kelak menjalani hari tua seperti beliau. Berikut ini beberapa point yang bisa saya rangkum dari pengalaman bersama beliau.

1). Pensiun, bukan garis finis menjadi orang baik dan berguna

Dalam banyak kesempatan saya dibuat kagum oleh rekan kerja saya ini, pastor sepuh, usia sudah menua tetapi semangatnya tak kelihatan memudar. Belum ada tanda-tanda menyerah, bahkan bisa saja menerima dengan gembira tugas baru seandainya diberi kesempatan oleh pimpinan.

Terus terang saya merasa beruntung karena pernah ditempatkan dalam tugas yang sama dengan beliau. Kadang saya dibuat malu sendiri dengan membandingkan semangat dan daya juang saya yang masih terpaut 40 tahun dibawahnya. Beliau luar biasa menurut saya.  Rela berjalan kaki puluhan kilo untuk mengunjungi umat di pedalaman, tetap saja sepulang dari tugas ini beliau tidak menampakan wajah letih apalagi menyerah. Singkatnya saya banyak menimba semangat dari beliau

Beliau seakan mematahkan mitos dan pandangan umum yang memandang usia tua sebagai usia yang tak berdaya, usia non produktif, usia bermanja-manja, usia pasrah pada keadaaan. Ini semua tidak berlaku dalam kamusnya. Beliau justru melakukan hal yang sebaliknya.

Bertolak dari pengalaman kebersamaan dengan beliau saya akhirnya yakin bahwa pensiun hanya soal usia tetapi bukan tentang produktivitas. Labelisasi pensiun itu lebih terkait batasan usia kerja dalam lembaga formal tertentu. Artinya, ketika memasuki usia sebagaimana dikategorikan sebagai usia pensiun maka seseorang dinyatakan tidak memiliki kewajiban kerja dalam lembaga tersebut.

Tetapi apakah dengan demikian mereka otomatis juga stop bekerja apapun di luar pekerjaan formal sebagaimana diemban sebelumnya? Apakah mereka otomatis kehilangan daya dan kehabisan energi untuk tetap produktif? Tampaknya tidak.

Banyak pejabat publik saat ini bahkan masih laris manis bekerja di bidang tugas baru Pasca pensiun. Pak Moeldoko yang saat ini menjabat kepala staf kepresidenan adalah seorang pensiunan TNI dengan tugas akhir sebagai panglima TNI tahun 2013-2015. 

Pak Luhut Binsar Panjaitan juga demikian. Seorang pensiunan TNI. Mereka berdua juga mematahkan mitos pensiun sebagai usia non produktif. saat ini mereka masih bisa berkontribusi untuk banyak orang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline