Lihat ke Halaman Asli

Nurul Rahmawati

Blogger bukanbocahbiasa.com | IG @bundasidqi | Twitter @nurulrahma

Aku Ingin Begini dan Begitu di Ramadan 2019

Diperbarui: 6 Mei 2019   21:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku Ingin Begini dan Begitu di Ramadan 2019

Ramadan 2019 sudah mengetuk pintu. Aku ingin menjelma jadi bayi. Yang tak punya ambisi. Sesekali menangis, oek...oeeekkk.... Hanya karena lapar dan ingin menghisap ASI. Atau, ketika diapers sudah penuh dan badan gerah, lantaran perlak murahan yang dipakai untuk alas tidur. Tapi, bayi sama sekali tak miliki hasrat ataupun ambisi duniawi. Semua terasa biasa saja. Ada tante dengan dandanan bling-bling yang nengok si bayi baru lahir, apakah bayi itu akan terpukau dan minta selfie bareng? Ouw, tidak. Sama sekali tidak.

Maka, di Ramadan ini, sungguh aku ingin lepas dari jerat duniawi. Yang melenakan. Tuntutan (entah dari siapa?) untuk selalu tampil paripurna, especially di Instagram. Heiii, my socmed is my rule.... Nobody can convince me to do this or that, for the sake of Instagram-worthy, lalalala yeyeyeye.

Aku ingin SECUEK ITU. Maka, Ramadan, adalah sebuah momentum yang pas. Ia datang di saat yang tepat. Tatkala imanku tengah kerontang. Tatkala hati ini, senantiasa bergemuruh denga aneka pitching, tawaran kerja sama dengan sejumlah brand dan agency. Bersicepat demi meraup sejumlah job. Tapiiii.... Heii... Manakala adzan itu berkumandang, tidakkah kau bersicepat untuk menuju Masjid, tunaikan Sholat Isya', tarawih dan witir berjamaah? Kenapa engkau masih bersantai-santai, dengan alasan..."Bentar, baru buka puasa ini. Belum nyobain kolak pisang sama es campurnya nih."

Hadeuh.

Ini Sepercik Harapan di Ramadan 2019

Ada banyak keinginan yang bercokol di batok kepala. Ingin isi Ramadan dengan aneka amal kebaikan. Meraup pahala paripurna. Saya ingin bersikap asertif dan menolak undangan buka bersama, apalagi kalau Cuma untuk hahahihi dan berbagi gossip terkini. Ingin berhenti (atau minimal, mengurangi deh) kepoin hidup orang lain, komen julid, nyinyir sejak dalam pikiran. Ingin lebih menerapkan pola hidup sehat. Pilih bahan pangan yang real, bukan instan/pabrikan. Ingin belajar masak dengan efektif demi sahur yang aman-damai-sentosa.

Ingin lebih sabar. Huft.... Huft...... Tarik napass..... hembuskan....

Berkali-kali sabar-sabar-sabar mantra ini terlontar. Tapi ya berkali-kali pula aku menjelma jadi ortu sumbu pendek.

Ingin bisa lebih banyak membaca dan menghafalkan Al-Qur'an. Kemudian DIAMALKAN. Yap, ini yang paliiiinggg berat. Mengamalkan satu demi satu ayat yang termaktub di kitab suci. Sudah tahu bahwa Al-Qur'an adalah manual book, yang menuntun diri menuju selamat dunia akherat.... Tapi, hei, heiiii....di mana ya mushaf Al-Qur'an saya? Duh... kapan ya saya terakhir kali membacanya?

Gembira Menyambut Ramadan 

Manusia paling berkepentingan dengan Ramadan. Langit dan bumi bergembira. Malaikat gembira. Pohon dan burung bergembira. Dari sekian banyak tamu yang hadir dalam "jamuan Ramadan", manusialah yang paling pantas untuk beramah tamah dan menunjukkan wajah gembira.

Bahagia, ceria, sekaligus bersikap santun di dalam Ramadan. Jaga lisan, mata, telinga untuk tidak berbuat secara berlebihan. Semua harus proporsional. Demi mengisi bulan suci ini dengan amaliah seoptimal mungkin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline