Lihat ke Halaman Asli

Nurul Anugrah

Mahasiswi

Pendidikan Tidak Mengenal Usia dan Waktu

Diperbarui: 1 Desember 2022   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik untuk perannya di masa depan melalui bimbingan, pengajaran atau pelatihan. Pendidikan juga disebut sebagai bimbingan atau bantuan orang dewasa dalam perkembangan anak menuju kedewasaan, yang tujuannya adalah agar anak dapat menyelesaikan tugasnya dalam kehidupannya sendiri daripada dengan bantuan orang lain.

Perlu kita ketahui bahwa pendidikan tidak hanya identik dengan belajar di lembaga resmi pemerintah seperti SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK dan Perguruan Tinggi. Pendidikan yang dilembagakan pada tingkat seperti itu disebut pendidikan formal. 

Berbeda dengan pendidikan informal yang berlangsung di fasilitas pengajaran dan pembelajaran informal yang berlangsung di keluarga. Akan tetapi, pendidikan tidak hanya dilaksanakan berdasarkan tingkatan-tingkatan tersebut, tetapi pendidikan dapat dilakukan sepanjang hayat, tidak mengenal usia.

Belajar tidak mengenal usia dan waktu. Tidak ada istilah untuk studi informasi. Bahkan saat kematian menjemput, kamu tidak mengenal kata menyerah untuk belajar. Salah satunya membaca, membaca menambah pengetahuan. Tentunya orang yang banyak membaca adalah orang yang cerdas. Buku adalah solusi untuk mengatasi kebodohan dan membaca adalah kuncinya.

BELAJAR TIDAK TAHU USIA; "Belajar di usia muda seperti mengukir batu. Belajar di usia tua seperti melukis di air", kata sebuah peribahasa. Tujuannya tentu saja untuk mendorong generasi muda agar rajin belajar dan menginformasikan diri. Kaum muda harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membekali mereka dengan informasi.

Namun, bukan berarti mereka yang sudah menginjak usia lanjut tidak perlu lagi belajar. Banyak senior menghindari tugas belajar untuk mengubah peribahasa ini. Menurut ini, orang lanjut usia dibebaskan dari studi wajib karena ingatan mereka (untuk alasan apapun) tidak lagi mampu melakukannya.

Imam besar abad pertengahan, Imam Hasan Al-Bashri, pernah ditanya oleh seseorang yang sudah berusia 80 tahun: "Apakah orang tua ini masih layak belajar ilmu?"
Imam Hasan menjawab: "Jika dia masih layak untuk hidup ..."

Mengejar pengetahuan adalah "roh" kehidupan. Siapapun yang merasa dirinya masih layak hidup harus belajar dan menambah ilmunya. Imam al-Hasan menegaskan bahwa tidak ada batasan usia untuk menuntut ilmu. Hanya Cak Lontong, satu-satunya di dunia ini yang melarang orang untuk belajar - "Karena ilmu itu tidak bersalah, mengapa harus disalahkan?" dia bercanda.

Sementara orang tua adalah guru terbaik, pendidikan formal juga penting. Ketika sains tumbuh dan batas antar negara kabur di era globalisasi, pendidikan menjadi penting dan tidak dapat dinegosiasikan. 

Menurut Zamroniy, pendidikan merupakan alat yang dapat mengubah kehidupan menjadi lebih baik. Pendidikan yang tinggi memudahkan generasi muda untuk mencari pekerjaan bahkan menciptakan lapangan kerja di masa depan. Itulah mengapa pendidikan sangat penting bagi generasi muda. Jadi mari kita berusaha menjadi generasi muda yang memahami pentingnya pendidikan dan mengamalkannya dengan kerja keras dan usaha yang maksimal.

"Menuntut ilmu tidak mengenal batas," kata Adi Kurniawan. Pencarian informasi harus sungguh-sungguh agar kita dapat memahami dan mengingat informasi yang kita terima. Tidak ada istilah terlalu muda untuk berprestasi dan terlalu tua untuk menuntut ilmu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline