Lihat ke Halaman Asli

Nurul Hanifah

Only human

Debu pun Tak Apa

Diperbarui: 16 November 2020   12:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terkadang pasti ada rasa iri akan kelebihan orang lain. Dan entah kenapa rasanya diri ini hanya seperti debu yang bertebaran. Seolah bermimpi menjadi batu permata. Rasanya diri ini terlalu rendah, dari puncak yang nampaknya tinggi menjulang dan berkilau. Berharap untuk sampai menggapainya. Tapi untuk apa? Seperti debu pun tak apa. Ia akan bertebaran bebas menentukan pilihannya. Mengelilingi dunia bukannya menetap seperti batu. Iri terkadang boleh. Hanya untuk motivasi diri. Kiat membangunkan potensi. Tapi tak perlu menyamai batu. Cukuplah menjadi debu yang menyucikan. Bahkan debu pun bisa menggantikan air tuk bersuci. Iri itu boleh. Itu hanyalah sifat manusiawi. Namun tentu ada batasannya. Biarlah batu menjadi batu Dan debu menjadi debu. Mereka mempunyai emas dalam dirinya masing-masing. Tak perlu membanding-bandingkan diri. Cukup jarilah dirimu sendiri. Menjaganya tetap berharga. Meski mungkin untuk dirimu saja. Lalu kilaukan emas dalam dirimu. Dan. Tersenyumlah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline