Lihat ke Halaman Asli

Nurul Faizah

Nurul Faizah

Upaya Guru dalam Pembentukan Karakteristik Peserta Didik Tingkat Sekolah Dasar

Diperbarui: 1 Desember 2020   21:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama         : NURUL FAIZAH

NIM  : 191330000464

Kelas : 3PGSD A2

UPAYA GURU DALAM PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK PADA TINGKAT SEKOLAH DASAR

PENDAHULUAN

Pembentukan karakter merupakan suatu usaha yang melibatkan semua pihak, baik orang tua, sekolah, lingkungan sekolah, maupun masyarakat luas. Perpaduan, keharmonisan, dan kesinambungan para pihak secara langsung dalam pembentukan karakter seseorang. Dengan kata lain, tanpa keterlibatan para pihak, maka pendidikan karakter akan berjalan tertatih-tatih, lamban dan lemah bahkan terancam gagal. Pada umumnya para pihak mendambakan peserta didik berkompeten di bidangnya dan mempunyai karakter. 

Oleh karena itu, para pihak harus bersinergi dan mengambil peranya masing-masing dalam upaya membentuk karakter peserta didik. Menurut Walgito terdapat tiga cara membentuk perilaku menjadi karakter, yaitu: pertama, conditioning atau pembiasaan; kedua, insight atau penegrtian, ketiga, modelling atau keteladanan. 

Sementara itu Arismantoro (2008) menyatakan secara teoritis pembentukan karakter anak di mulai dari usia 0- tahun. Pada periode ini karakter anak masih bisa berubah dan tergantung pada pengalaman hidup yang dilaluinya. Hal ini mengisyaraktakan agar pembentukan karakter anak dimulai sejak dini, bahkan sejak anak itu dilahirkan. Oleh karena itu, pembentukan karakter pada diri anak harus dirancang secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan. 

Anak merupakan individu yang memiliki rasa ingin tahu dan ingin mencoba sesuatu yang disukainya yang terkadang muncul secara serta merta. Hal ini mendorong anak untuk selalu meniru perilaku orang dewasa tanpa mempertimbangkan baik dan buruknya. Keunikan dan kekhasan suatu anak menunjukan bahwa anak merupkan sosok kepribadian yang kompleks yang membuatnya berbeda dengan anak yang lain. Karakter yang kuat menurut Adhin (2006) dibentuk melalui penanaman nilai yang menekankan tentang baik dan buruk. 

Nilai dibangun lewat penghayatan dan pengalaman yang mampu membangkitkan rasa ingin tahu yang sangat kuat, bahkan tenggelam dalam kesibukan memperdalam pengetauhan. Karakter yang mapan akan tumbuh pada diri anak jika sejak dini anak telah dimotivasi keinginan untuk mewujudkannya. 

Dalam konteks ini, pembiasaan menjadi kata kunci yang sangat penting. Selanjutnya Ridwan menjelaskan tahapan pembentukan karakter, yaitu: knowing the good (mengetauhi kebijakan), berarti anak mengetauhi baik dan buruk, mengetauhi tindakan yang harus diambil dan dapat memprioritas hal-hal yang baik. Feeling the good (merasakan kebajikan), berarti anak dapat merasakan perbuatan baik, sehingga ia menjadi gemar atu cinta melakukan kebajikan dan enggan atau benci melakukan perbuatan yang buruk. Active the good (melaksanakan kebajikan), berarti anak dapat dan terbiasa melakukan kebajikan. (Aisyah 2018 : 20-30)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline