Lihat ke Halaman Asli

Nur Jannah

Guru Penulis

Mbah Rukmo Pingin Umroh #2 (Tamat)

Diperbarui: 9 Februari 2023   08:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dengan wajah semringah, pagi itu Mbah Rukmo meminta Yuni dan Kirno berkumpul untuk menantikan jawaban lewat ponsel jadul milik Kirno.

Lit tulat tulit tulat tulit.

SMS pertama masuk. Dari Ranti. Kirno membacakannya.

"Assalamu alaikum, Pak. Semoga Bapak sehat saja. Ranti menangis baca SMS Bapak. Ranti kan nggak kerja. Yang punya gajian Mas Komar. Ranti belum berani bilang hari ini. Mungkin nanti malam, Pak. Nanti Ranti kabari lagi."

Wajah Mbah Rukmo lantas tertekuk diiringi wajah memelas anak dan menantunya.

Lit tulat tulit tulat tulit.

SMS kedua. Dari Yandi.

"Assalamu alaikum, Pak. Alhamdulillah Bapak mau umroh. Aku seneng banget dengernya. Mudah-mudahan terlaksana. Aku pasti bantu tapi nggak sekarang, Pak. Tunggu sekitar beberapa bulan lagi. Yang pegang keuangan kan istriku."

Ketiga orang yang sedang mengerumuni hape itu saling berpandangan.

Lit tulat tulit tulat tulit.

SMS ketiga. Pasti dari Mas Wardana. Sebentar ketiganya menghela napas dalam-dalam bersamaan. Seolah yang akan dibacanya ini yang paling penting dari semua. Semoga saja doa Yuni dan Kirno semalam terkabul. Perlahan Kirno mulai membaca.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline