Lihat ke Halaman Asli

Nurhikmah

Mahasiswi STIBA Ar-Raayah Sukabumi

Dia Tak Selamanya Bersamamu

Diperbarui: 13 Maret 2021   19:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suara itu selalu melekat dengan organ mungilku, mendayu-dayu didalamnya, bahkan tak jarang ia menari riang dan tak kenal kata lenyap. Yah, itulah yang sering ia lakukan ketika mentari mulai menampakkan cahayanya seiring dengan kicauan burung-burung yang menghiasi langit merah yang semakin membiru.

Aku tak tau mengapa suara itu selalu hadir, dan terngiang-ngiang dikepalaku, bak bayi yang menginginkan pelukan hangat dari seorang ibu.

Tanpa berfikir panjang, raga ini tak lagi menghiraukannya, dan mempersilahkannya untuk tetap tinggal dan bersua. Sampai pada titik dimana langit telah melaksanakan tugasnya, memberikan cahaya ketika waktunya telah tiba, dan memberikan kegelapan ketika cahaya bersiap untuk pergi dan menghilang.

Ketika cahaya dan kegelapan mulai saling berjalan sesuai porosnya, raga ini mulai merasakan sesuatu yang berbeda, dia tak lagi merasakan adanya cahaya. Gelap, gelap, dan kegelapanlah yang ia rasakan. Sampai pada akhirnya jam telah berputar 90 derajat, pada saat itulah mulailah raga ini merasakan sebuah cahaya, sepercik tapi nyata.

Dalam raga ini kebingungan, dan berkata : "Apa yang terjadi denganku? ". Raga ini pun tak henti-hentinya merasakan kebingungan disertai dengan suhunya yang semakin meninggi.

Hari berlalu, ia tak lagi mendengar suara itu, suara yang selalu datang menari dikala mentari milai menmpakkan cahanya. Raga ini mulai merindukannya, akan tetapi hasilnya nihil, ia sama sekali tidak dapat menggapainya.

Hingga pada hari yang tepat,setelah suhunya semakin seimbang, ia pun mulai merasakan kehadirannya walau tak seceria dulu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline