Lihat ke Halaman Asli

Nurhidayah

Manusia Biasa

Memilih Kacamata Itu Penting!

Diperbarui: 28 Februari 2023   17:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Wow, hidupmu sangat keren yah Ose," ujar seorang kawan di sebelah kiri ku. 

"Keren gimana?" Timpal si penerima pujian, di sebelah kanan ku. 

"Kamu berani sedang aku tidak, kamu bisa kemana-mana aku hanya bisa diam, kamu melakukan banyak hal di usia muda aku hanya menghabiskan waktu untuk bermalas-malasan. Kamu benar-benar panutan, Ose," ujar Asmine di sebelah kiri ku. 

"Kayaknya kamu terlalu memperhatikan ku, Asmine?" balasnya terkekeh, aku diam menyimak, memikirkan kata yang paling tepat untuk memenangkan hati keduanya. 

"Siapa yang bisa berpaling dari cahaya, Ose. Cahaya selalu menarik, bukan?" Asmine ikut terkekeh, sayangnya terdengar begitu miris. 

"Tapi Asmine, kamu tahu cahaya tidak terlalu baik untuk mata, menatapnya terlalu lama akan menyakiti pupil matamu." 

"Yah, mau gimana lagi, layaknya matahari kita bisa menghindari silaunya tapi tetap saja cahayanya membakar badan." 

"Asmine, dibanding melihat matahari sebagai zat yang mengganggu, kenapa tidak memikirkan dampak positifnya? Toh, ada banyak hal yang bisa kamu lakukan supaya matamu tidak silau atau badanmu terbakar. Apakah menghakiminya menjadikan hal yang mengganggumu hilang?" 

"Aku bukannya menghakimi, Ose, hanya memberitahu, okey!" 

"Stop, guys, kalian berdebat seolah aku tidak ada," ujarku menginterupsi, melerai perdebatan yang bernuansa dingin ketimbang panas. 

"Bagaimana pendapatmu tentang kami, Nuul?" tanya keduanya, membungkam mulutku sepersekian detik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline