Lihat ke Halaman Asli

Nurfaris Majid

Layanan kesehatan mental

Cara Meminimalisir Lupa dalam Islam

Diperbarui: 24 Juni 2021   22:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Cara Meminimalisir Lupa dalam Islam?

Siapa sih yang enggak pernah lupa selama hidupnya? Selama ini kita sering melupakkan banyak hal. Apa yang kita alami, dengar, dan liat, mustahil untuk kita mengingat semua yang kita alami seharian secara detail.  

Mulai dari hal besar hingga hal-hal kecil lupa meletakkan kunci, dompet, ataupun remote tv. Lupa atau forgetting sendiri adalah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau mengulang kembali sesuatu hal yang telah dipelajari menurut (Khadijah, 2011). 

Dalam Al-Qur'an sendiri, lupa memiliki banyak arti, diantara lain melupakan nama seseorang atau informasi yang diketahui dan diterima, kemudian adapun melupakan suatu peristiwa yang telah terjadi atau alami. Secara sederhana (Gulo, 1982) dan Reber (1988) mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan mengingat atau mengenal sesuatu yang pernah dialami atau dipelajari. Dengan demikian, lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal seseorang (Muhibbin Syah, 2008: 158).

Pada pernah kepikiran ga sih kenapa kok bisa kita lupa? Padahal Allah telah menciptakan otak kita sedemikian Masha Allah-nya loh. Otak manusia tuh memiliki kapasitas yang sangat luar biasa besarnya. Dikutip dari sainspop, menurut Terry Sejnowski, profesor dari Salk Institute for Biological Studies, California, otak manusia memiliki kapasitas penyimpanan memori kurang lebih sebanyak satu petabyte. Wow, Masha Allah bukan? Sedangkan satu petabyte itu (1 PB) yang kira-kira sebanding dengan seribu terabyte atau sama dengan satu juta gigabyte. 

Jadi, kalau dibayangkan otak kita sebagai flashdisk, kemudian kita menyimpan foto berukuran 100 kb, maka kita dapat menyimpan sekitar 10 milyar file foto. Wow, what amazing God's Creation. Memori terbagi menjadi dua, yaitu memori jangka panjang dan memori jangka pendek. Pengelompokan Ini berdasarkan asumsi informasi dulu yang masuk dalam penyimpanan jangka pendek. 

Penyimpanan sistem/memori jangka pendek Ia tidak berjalan sendiri, tapi selalu terkait dengan "pengetahuan" yang disimpan dalam sistem memori jangka panjang. Memori sensorik merekam informasi atau stimulus melalui satu atau lebih perpaduan panca indera, yaitu melalui penglihatan mata, melalui pendengaran telinga, hidung, dan rasa melalui lidah. 

Ketika informasi atau rangsangan ini tidak diperhatikan maka langsung akan terlupakan. Tetapi jika kalian memperhatikan informasi tersebut, informasi itu akan ditransfer ke sistem memori  jangka pendek. Sistem ingatan jangka pendek memiliki rangsang selama sekitar 30 detik, dan hanya Sekitar tujuh bongkahan informasi (chunks) yang dapat disimpan dan dipelihara dalam sistem sebuah memori jangka pendek.

Dalam Al-Qur'an pada Q.s Al-Mujadilah surah ke-58 pada ayat 19 pun menyebutkan tentang lupa yang berbunyi "Setan telah menguasai mereka, lalu menjadikan mereka lupa untuk mengingat Allah; mereka itu golongan setan. 

Ketahuilah, bahwa golongan setan itulah golongan yang rugi." Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa ketika setan telah menguasai kita (umat manusia), ia mampu membuat umat manusia mengabaikan ingatan, kewajiban, dan perintah dari Allah SWT. Sehingga orang seperti iyu tergolong setan.  Dalam Al-Qur'an juga menyatakan bahwa orang yang lupa untuk mengingat Allah akan menyebabkan mereka menjadi munafik dan jahat (Q.s At-Taubah/9:67) dan dapat menyebabkan kehancuran (Q.s Al-Furqan/25:18).

Muhibbin Syah mengutarakan  ada enam faktor yang menyebabkan lupa tersebut yaitu, Pertama, lupa dapat terjadi karena adanya gangguan konflik antara item-item informasi atau materi yang ada dalam sistem memori. Lupa juga dapat terjadi pada seorang  karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada loh, baik sengaja ataupun tidak. Selanjutnya, lupa dapat terjadi pada seseorang karena perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar dengan waktu mengingat kembali. Keempat, lupa dapat terjadi karena perubahan sikap dan minat seseorang terhadap proses dan situasi tertentu. Kelima, lupa dapat terjadi karena materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau dihafalkan siswa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline