Kalau kita masih ingat di Bandara Changi Singapura, maka dapat dibayangkan bagaimana situasinya berada di dalam ruangan tertutup dan kita tidak tahu apakah sebagian orang di sekitar adalah pengidap virus covid19.
Kasus-kasus flu Singapura, Flu burung, pneumonia, dan sejenisnya sering "transit"lewat bandara internasional yang gedungnya sebagian besar tertutup.
Lantas bagaimana jika pada saat negara lain kasus menurun, justru di negara Singa ini kasusnya mencuat lagi?
Bekerja di rumah akhirnya akan dijadikan sebagai sebuah kebiasaan baru yang terus dievaluasi.
Sesuai Kementerian Kesehatan (MOH - Ministry of Health), Singapura, bekerja dari rumah akan menjadi default bagi karyawan yang mampu melakukannya untuk mengekang gelombang infeksi COVID-19 saat ini.
Aturan ini akan berlaku mulai 27 September hingga 24 Oktober, dengan aturan WFH cepat 10 hari sebelumnya ketika kasus COVID-19 terdeteksi di tempat kerja akan ditangguhkan.
Artinya bahwa selama kasus covid ditemukenali belum terkendali,maka aturan ini akan terus diperpanjang demi jaminan kesehatan.
Kemenkes Singapura terus menambahkan bahwa karyawan, kontraktor, dan vendor yang tidak dapat bekerja dari rumah sangat dianjurkan untuk melakukan antigen rapid test (ART) setiap minggu, dan bahwa "mereka yang dapat bekerja dari rumah tetapi harus kembali ke tempat kerja untuk alasan ad-hoc dapat melakukannya setelah dites negatif melalui ART sebelum kembali ke tempat".
"Seharusnya tidak ada pemindahan pekerja secara silang ke beberapa tempat kerja bagi mereka yang perlu pergi ke tempat kerja untuk bekerja. Pertemuan sosial di tempat kerja akan terus dilarang. Pengusaha harus terus menerapkan jam kerja yang fleksibel dan mengatur waktu mulai karyawan yang harus kembali ke tempat kerja," kata sumber dari Depkes Singapura.
Jadi kalau dahulu Anda suka terbang ke Singapura baik langsung maupun transit Batam, semakin hati-hati lah karena virus masih mengintai.
MELONGOK SEJARAH