Jauh sebelum era Maher atau Musisi Islami lainnya, Bimbo sudah hadir duluan dengan lagu religi nan mendayu. Air mata menetes bisa menderas, karena larut dalam lagu dan syair yang menusuk jantung menikam rasa. Syairnya menunjukkan kerinduan kepada Rasulullah Muhammad SAW, juga penuh permenungan yang dalam. Jadi pendengar tidak hanya terbawa suasana dalam lagu, namun juga tercenung merenung sambil sampai menangis sesenggukan karena merasakan kekuatan syair yang sangat dalam.
Ada beberapa lagu yang saya catat sangat membawa rasa mengangkasa dan membawa kita berada di zaman ketika Rasulullah SAW masih hidup.
(1) Rindu Pada Rasul
Rindu kami padamu Ya Rasul, rindu tiada terperi, berabad jarak darimu ya Rasul, seakan kau di sini.. Cinta ikhlasmu, pada manusia...bagai cahaya suwarga... dst.
Apakah memang demikian cinta Rasul kepada manusia begitu dalam? Maka ada sinetron yang berkata, "Menderita ini sangat sakit, cukup aku saja...". Sebagian orang tahu, sebagian orang tidak tahu. Sebenarnya kata-kata itu berasal ari rasulullah ketika sakaratul maut. Yakni beliau bertanya kepada malaikat Jibril, seberapa sakit orang merasakan akan mati?
Lantas malaikat Jibril bercerita, sambil berderai air mata. Mati itu, wahai Rasulullah,... tidak ada yang enak, ia bagaikan dicabik dengan tujuh buah pedang. Lantas Rasulullah bertanya, apakah umatku juga akan demikian? Maka Jibril menjawab, semua umat manusia akan merasakan mati.
Maka Rasulullah berkata, jika demikian, maka biarkan Aku yang menanggung sakit sakaratul maut itu, jangan dibebankan kepada umatku.
Ummati.... ummati... ummati..... berbisik Rasulullah menyebut cintanya kepada umat beliau, dan memohon kepada Allah untuk keselamatan dan keberkahan umatnya.
Dan lagu Bimbo tentang "Rindu kami padamu Ya Rasul," membawa rasa mengembara bertemu dengan Rasulullah Muhammad SAW tercinta.
(2) Sajadah Panjang