Lihat ke Halaman Asli

Nugroho Endepe

Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Menjodohkan Anies-Ahok, Kata Wacana

Diperbarui: 24 November 2020   16:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Eko dan Suro debat tentang wacana (foto: tangkapan layar youtube)

Ada selentingan rumor tidak begitu jelas. Bagaimana jika Anies dan Ahok dipasangkan sebagai capres dan cawapres? Waduh... siapa yang suka, siapa yang tidak suka?

Sebenarnya eksperimen duet tidak terprediksi sudah terjadi. Pak Jokowi yang tiba-tiba memiliki KH Maruf Amin, adalah sebuah kejutan yang mengagetkan banyak pihak. Bagaimana mungkin, dua orang tidak dibesarkan sebagai kader partai, dapat disandingkan sebagai orang kunci di negeri ini?

Itulah jagad Nusantara. Bisa mengagetkan lawan maupun kawan. Yang lawan bisa menjadi kawan, yang kawan bisa menjadi lawan. Yang abadi adalah perubahan. Meskipun yang kekal adalah Tuhan.  Wah, tambah panjang ceritanya nih. 

***

Dua karakter yang sama-sama dirindukan. Sebagian orang rindu Pak Ahok karena: tegas, tanpa pandang bulu, bahkan rela mati untuk mencapai keinginan yang diyakini benar.

"Nyawa saya itu tidak ada artinya, dibandingkan dengan perjuangan bagi Jakarta, "kira-kira begitu kata Pak Ahok yang melegenda. 

Namun, di sisi lain, Ahok dinilai... hhmmm... ada yang tidak menyukainya. Cenderung kasar, kurang santun, dan kadang masuk di wilayah sensitif yakni memperdebatkan nomenklatur atau terminologi atau istilah-istilah terkait dengan keyakinan masyarakat. Misalnya mau membuat wifi dengan password "kafir", dan lain sebagainya. 

Bagi yang kontra Ahok, nih orang gak ada sopannya sama sekali.

Bagi yang pro, memang Jakarta membutuhkan orang kayak Ahok.

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline