Lihat ke Halaman Asli

Trailer Buya Hamka: Dalam Tiga Sequel Sekaligus

Diperbarui: 24 Maret 2023   19:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Buya Hamka yang dikenal sebagai ulama dengan karya yang masih abadi hingga kini menunjukkan bahwa perjuangannya tidak sia - sia dan bertahan  melewati lintas zaman dan akan terus berjalan hingga masa yang akan datang. 

Buya Hamka membuktikan bahwa ilmu yang dimilikinya bisa hidup hingga kini. Perjuangannya yang luar biasa ini akhirnya akan digambarkan dalam filmnya yang berjudul 'Buya Hamka'.

Trailer yang dirilis langsung mencakup 3 volume dalam kisah Sang Mahaguru sudah cukup bisa membuat perasaan merinding kagum sejak trailer dimulai. 

Penggambaran kisah yang digambarkan semirip mungkin dengan suasana saat itu tepatnya pada kisaran tahun 1908 - 1981, memudahkan para penonton untuk merasakan gambaran suasana saat Buya Hamka harus berjuang di lingkungan yang lebih sulit daripada saat ini. Belum lagi upaya tim produksi yang sangat detail dalam menyerupai wajah asli Buya Hamka dimasa tua membuat film ini menunjukkan keseriusannya.

Pembagian film ini terbagi menjadi tiga bagian. Pada bagian pertama, film akan membahas mengenai kisah Buya Hamka ketika menjadi pemimpin Muhammadiyah di Makassar, dimana tulisan dan karya romansanya disukai. 

Lalu ia pindah ke Medan dan diangkat menjadi kepala redaksi majalah, sayangnya posisi ini membuatnya harus berbenturan dengan pihak Jepang karena dianggap berbahaya. Belum lagi upayanya mendekati Jepang justru membuatnya dianggap sebagai penjilatyang membuatnya harus dimusihi, sehingga ia diminta mundur dari jabatannya sebagai pengurus Muhammadiyah. 

Dibagian dua, kisah dimulai saat Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Buya yang berusaha untuk mengabarkan pada semua ulama di Medan agar tidak diadu domba justru membuatnya harus tertembak, untungnya ia bisa selamat dan dianggap bejasa sehingga ia bisa pindah ke Jakarta dan mendirikan Al-Azhar. 

Perjuangannya belum selesai, ia harus mengahadapi fitnah lain karena dianggap sebagai salah satu orang yang terlibat dalam pemberontakan terhadap Soekarno. 

Buya Hamka harus disiksa dan dipaksa mengakui kejahatan yang tidak dilakukannya. Hikmah dari kesabarannya justru membuatnya bisa menghasilkan karya bersejarah bagi pendidikan islam yaitu tafsir Al-Azhar.

Dibagian ketiga, kita akan mengenal bagaimana kisah masa kecil Buya Hamka, hingga tumbuh menjadi lelaki muda yang mencintai sastra, dan tradisi. 

Masalah dalam film ini terlihat dari bagaimana Buya kecil harus berbenturan dengan keinginan ayahnya. Hingga dewasa, Buya akhirnya memilih untuk pegi ke Mekkah dan naik haji dengan usahanya sendiri. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline