Lihat ke Halaman Asli

Suprihati

TERVERIFIKASI

Pembelajar alam penyuka cagar

Penghayatan Sumpah Pemuda dalam Gelar Panen Agung

Diperbarui: 29 Oktober 2019   00:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketoprak dalam rangka peringatan Sumpah Pemuda dan syukuran sanggar seni (dok pri)

Bagi masyarakat agraris, penghayatan panen bukan hanya soal teknis memetik hasil tanaman. Panen mengandung makna bersyukur atas berkat melimpah melalui hasil bumi. Panen mengikat relasi antara manusia, alam dan berkat dari Hyang Maha Kuasa.

Tak pernah kekurangan alasan untuk bersyukur. Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga merupakan salah satu lumbung pangan. Tanah yang subur, air melimpah menjadikan kelurahan ini gemah ripah loh jinawi.

Ada keterkaitan antara kemakmuran daerah dengan aktivitas kesenian. Selain wadah kesenian rakyat, ada pula sanggar seni Rama Wijaya yang berkiprah aktif di Kauman Kidul.

Menghidupkan kegiatan aneka kelompok sosial. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) berbasil alam dan budaya. Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Prima Agung.  Kelompok sosial yang saling bersinergi bahkan membuat jejaring dengan sumberdaya dari luar daerah.

Momen peringatan Sumpah Pemuda memantik kreasi inovatif. Pemuda dan masyarakat Kauman Kidul mengintegrasikannya dengan acara Pahargyan/perayaan Panen Agung. Meracik pagelaran ketoprak sebagai wahana syukur suka cita.

Memenuhi undangan Pak Amrih Gunarto, SSn., M.Pd. pimpinan Sanggar Rama Wijaya, ikut nylempit menjadi bagian dari umat yang bersukaria. Menyusuri jalan desa yang hinggar dihiasi obor, barisan tetamu bermuara di semacam pendapa sanggar.

Sumpah Pemuda dan gelar panen agung (dok pri)

Sanggar seni menjadi salah satu pusat kegiatan warga. Bersyukur atas selesainya pembangunan Sanggar. Menyemaikan bibit-bibit cinta budaya. Para penari dan pelaku seni mendapat kesempatan mementaskan hasil latihannya.

Ada yang istimewa dalam kegiatan ini. Launching Tari Bedaya Rama Wijaya. Selama ini menikmati tari Bedaya yang terkesan magis yang disajikan oleh pihak keraton. Pagelaran tari yang mengikat sejumlah tradisi dan persiapan spiritual yang khas.

Tari Bedaya Rama Wijaya (dok pri)

Malam ini sejumlah penari membawakannya dengan keluwesan nan anggun. Tetap menguarkan aura wibawa yang menyapa komunitas masyarakat agraris setempat. Olah koreografi yang memadukan kultur keraton dengan kondisi setempat.

Bersyukur atas kepedulian dan kerja keras pecinta seni. Mulai dari koordinator tari, bidang ketoprak, kelompok karawitan, peneliti seni hingga jalinan kerjasama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

Kiprah para pelaku seni wujud penghayatan Sumpah Pemuda (dok pri)

Saatnya pagelaran ketoprak yang mengambil lakon 'Tengu Ngawu-awu' Lakon yang mengambil ide cerita dari isu sosial setempat maupun nasional.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline