Lihat ke Halaman Asli

Bahas Sejarah

Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Sejarah Bangsanya Sendiri

Siti Sukaptinah Sunaryo Mangunpuspito Perempuan Pejuang

Diperbarui: 9 Februari 2023   06:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siti Sukaptinah Sunaryo Mangunpuspito (sumber: wikipedia)

Siapa sangka, seorang perempuan Jogjakarta ini merupakan tokoh dibalik kesatuan perempuan pejuang pada masa pendudukan Jepang. Beliau adalah pemimpin organisasi perempuan bernama Fujinkai, yang dibentuk pada bulan Agustus 1943, dan bertugas dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kesehatan.

Selain itu, tugas penting Fujinkai tentunya memberi dukungan kepada militer Jepang di garis belakang. Seperti barisan logistik, dapur darurat, ataupun suplayer amunisi bagi pasukan di garis depan. Sekiranya kebutuhan Jepang terhadap tenaga perempuan, diwujudkan dalam wadah persatuan perempuan kala itu.

Komandonya tentu saja langsung dibawah pengawasan militer Jepang. Hal ini terjadi lantaran banyak pejuang Fujinkai yang justru memberi dukungannya kepada pejuang Republik. Fenomenalnya adalah pembentukan Barisan Srikandi pada bulan April 1944. Untuk melatih barisan perempuan dalam berbagai keterampilan menggunakan senjata tradisional, seperti memanah.

Dalam berbagai peristiwa, keterampilan wanita pejuang ini selalu menghiasi ragam kisah sejarah Indonesia pada masa kemerdekaan. Keterampilan yang berguna bagi kepentingan revolusi dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Sekiranya latar belakang ini yang kelak memberi ruang bagi para perempuan Indonesia untuk mengorganisir diri di kemudian hari.

Jadi, memang banyak organisasi perempuan yang berdiri pada masa itu. Bukan sekedar barisan pemuda pejuang, tetapi juga barisan pemudi pejuang jangan sampai kita lupakan peranannya. Terlebih karena Jepang, pada tahun 1944 sudah merasa terdesak oleh pasukan Sekutu pada berbagai pertempuran di kawasan Asia Tenggara.

Sukaptinah Sunaryo, memang berasal dari keluarga abdi dalem Keraton Jogjakarta. Tetapi semangat juangnya dapat dibuktikan dengan aktivitasnya bersama Ki Hajar Dewantara. Tatkala beliau terlibat dalam kepengurusan di perguruan Taman Siswa. Selain itu, aktivitasnya dalam organisasi Siswapraja Wanita Muhammadiyah, cikal bakal Nasiyatul Aisiyah pun terus digelutinya.

Sehingga wajar, jika beliau terdata sebagai anggota aktif dari Jong Islamieten Bond. Hingga masa kedatangan Jepang, namanya pun diperhitungkan untuk turut memberi kontribusi demi kepentingan perang Asia Timur Raya. Khususnya dalam keperempuanan. Dimana kepiawaiannya mengkoordinasi dan mengorganisasi para perempuan Indonesia kerap menimbulkan khawatir pihak Jepang.

Sukaptinah Sunaryo, dikenal sebagai sosok yang fokal dalam menyuarakan hak-hak perempuan. Tidak main-main, keterlibatan beliau dalam Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pun dijalaninya. Pasca kemerdekaan Indonesia berhasil diraih, Fujinkai kemudian beliau bubarkan, dengan ganti mendirikan Persatuan Wanita Indonesia (Perwani).

Jadi, Fujinkai yang awal mulanya dibentuk untuk kepentingan Jepang, faktanya dapat memberi pengalaman para perempuan anggotanya untuk menguasai berbagai macam keahlian demi kepentingan Indonesia. Semua tidak luput dari visi beliau, yang tentu saja sangat nasionalis dalam memainkan perannya di kancah perpolitikan yang ada kala itu.

Pada masa perang mempertahankan kemerdekaan, beliau pernah diundang ke India, guna menyuarakan hak-hak perempuan dunia. Bersama beberapa rekannya, kerjasama ikonik dengan pemerintah India dijalinnya dengan mesra. Hingga berkesempatan bertemu dengan Mahatma Gandhi yang fenomenal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline