Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Nour

Love traveling

Damainya Kampung Ugar Kokas Fakfak Papua Barat

Diperbarui: 25 Oktober 2021   17:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi: Pulau Ugar

Kampung ini terletak di pulau Ugar, pulau terbesar di gugusan pulau karang karst, mirip Raja Ampat. Untuk menuju kampung ini, dari kota Fakfak kita menggunakan mobil ke distrik Kokas sekitar 1.5 jam melewati hutan belantara dan dari Kokas ke Kampung Ugar menyeberang menggunakan perahu sekitar 20 menit.

Kampung ini didiami 64 KK, dengan satu SD Inpres yang murid nya hanya berjumlah rata-rata 6 orang murid per kelas, kecuali kelas 5, 2 orang murid saja. Lulus SD mereka lanjut sekolah ke Kokas dan umumnya tinggal di rumah keluarga. Mayoritas masyarakat bermata pencaharian nelayan, mayoritas muslim dan segala kebutuhan sandang pangan berasal dari Kokas. 

Dokumen pribadi: senja di Ugar

Masyarakat Kampung Ugar tergabung dalam Petuanan Pikpik-Sekar yang menggunakan bahasa Iha dan bahasa Sekar (bahasa Kokas). Petuanan berarti komunitas adat yang menjadi pegangan bagi kebanyakan orang di Fakfak yang mengenal istilah satu tungku tiga batu yang mengandung makna persaudaraan antar suku, agama dan bahasa.

Kampung ini tidak ada sinyal HP, listrik hanya nyala malam hari mulai jam 7 dan sumber air dari sumur dan air hujan. Air sumurnya sangat jernih, mungkin karena saringan alami dari lapisan karang, batu, dan pasir. Suasana alam kampung ini istimewa, sunrise, sunset, pantai, snorkling, mancing, dan paling istimewa, mereka punya lobster disekeliling pulau, yang diatur penangkapannya oleh ketua adat, tiap 6 bulan sekali.

Menurut cerita warga, dulu kampung Ugar merupakan persinggahan nelayan untuk bermalam dan saat jaman Jepang, pulau ini jadi persembunyian masyarakat. Hutan di pulau ini masih terjaga, termasuk fauna seperti rusa dan berbagai jenis burung nuri, kakak tua raja putih/abu-abu, gagak, dan camar laut. Pohon besar masih banyak di hutan kampung dan sekitar pemukiman, disitulah para burung bermain.

Dokumen pribadi: pagi di kampung Ugar

Selama di Ugar, kami tinggal dirumah penduduk, bermain dengan anak kecil. Anak laki2 disini, rata-rata jago main bola dan fisik nya prima. Para pemandu bakat harus kemari.

Saat kembali ke Fakfak, kami mampir makan durian di kampung Kayuni, penghasil durian mentega Fakfak, rasa nya mirip durian Musang King, maniiiiiisssssss, legit dan daging luar tidak lengket. Bisa dibayangkan? 

Jika anda berminat untuk berpetualang disini atau menjadi sukarelawan, guru, pelatih olahraga, investor home stay, dan trainer wirausaha, cocok sekali di kampung ini. Bisa menginap di rumah penduduk.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline