Lihat ke Halaman Asli

Yuni Astuti

Perawat, sedang belajar merawat hati anak dan keluarga

Perlukah Anak Dikenalkan Uang Sejak Dini?

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1413723138604531858

[caption id="attachment_367555" align="aligncenter" width="544" caption="Ilustrasi / Dok.multibenefit"][/caption]

Berapa uang saku yang diberikan kepada anak kita setiap harinya? Pas, lebih atau kurang dengan kebutuhan mereka? Memang, terkadang kita terlalu kasihan melihat anak-anak kita jika uang sakunya terlalu ngepres. Inilah, yang secara tidak langsung mengajarkan kepada anak tidak menghargai uang. Karena dengan mudah mereka mendapatkan uang setiap hari tanpa harus bersusah payah.

Bahkan, yang lebih tidak bener lagi jika kita tidak terlalu peduli apakah uang saku anak kita habis ataukah tersisa. Anak akan terbiasa menggunakan uang tanpa ada rasa tanggung jawab.

Beruntung saya, ketika anak-anak masih duduk di bangku TK, ada aturan bahwa anak tidak diperbolehkan membawa uang saku. Akan tetapi diwajibkan membawa bekal. Sehingga anak tidak akan jajan di luar sekolah ketika jam istirahat. Mereka membuka bekal masing-masing sebagai ganti uang saku.

Bagi anak-anak saya, tidak membawa uang saku saat sekolah, saat masih TK, tidak terlalu bermasalah. Karena saya belum mengenalkan uang kepada anak saya, sampai mereka menjelang masuk Sekolah Dasar. Jadi anak-anak saya tidak mengetahui nilai nominal uang. Mana yang seribu, mana yang limaratus rupiah. Tidak tahu sama sekali. Yang dia tahu hanyalah bentuk uang, kertas atau logam, tetapi tidak mengetahui nilai masing-masing uang.

Saya mulai mengenalkan nilai uang dan mengajarkan cara penghitungannya, ketika membeli sesuatu, saat menjelang masuk Sekolah Dasar. Di bangku SD mereka boleh membawa uang saku. Dan, lagi-lagi saya beruntung. Ada batasan jumlah uang saku yang dibawa sekolah. Tiga tahun yang lalu hanya diperbolahkan membawa uang saku maksimal 2000 rupiah. Jika ketahuan lebih, maka sisa uang tersebut  wajib  dimasukkan ke kotak infaq.

Segala sesuatu pasti ada nilai positif dan negatifnya. Demikian juga jika anak tidak mengetahui nilai uang.

Positifnya, anak menjadi tidak suka jajan sembarangan. Anak akan selalu minta ijin dulu jika ada tukang siomay, bakso, penthol atau yang lain. Dan selanjutnya saya menemani mereka membeli, tentu saja jajan yang saya yakin tentang kebersihannya.

Karena anak tidak tahu bagaimana cara menghitung jumlah uang jika ada kembaliannya. Anak juga cenderung tidak terlalu seneng uang, atau dalam bahasa populernya "mata duitan".

[caption id="attachment_367539" align="aligncenter" width="300" caption="Berbagai nilai uang dalam rupiah (dokpri)"]

14137118621481773443

[/caption]

Bukan bermaksud menyombongkan anak-anak saya, yang terjadi dengan anak-anak saya demikian adanya. Ini saya perhatikan ketika kami pulang ke kampung halaman, mudik istilahnya. Meskipun kampung halaman tidak terlalu jauh, ikut memakai istilah mudik he..he..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline