Lihat ke Halaman Asli

Yunita Kristanti Nur Indarsih

TERVERIFIKASI

... n i t a ...

Tips dan Trik Cintai Budaya Literasi Sejak Dini

Diperbarui: 24 Maret 2020   11:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : https://www.bing.com/image

Majalah Bobo, salah satu majalah yang akrab dengan saya sejak kecil. Bobo merupakan fasilitas keluarga di rumah kami untuk mengembangkan kecintaan terhadap budaya literasi sejak dini.

Sepulang kerja, Ayah selalu membacakan cerita-cerita unik dan menarik yang terdapat di dalamnya untuk saya dan adik. Setelah makan siang, seperti biasa kami melakukan ritual cuci tangan dan kaki serta bersih diri sebelum beranjak tidur siang. 15  hingga 20 menit sebelum tidur siang, saya dan adik siap di samping Ayah untuk mendengarkan cerita dari majalah Bobo yang akan dibacakan oleh beliau. Sekitar umur 5 tahun saya saat itu. Ini menjadi kegiatan rutin mengasyikan yang adik dan saya tunggu sepanjang hari.

Mendengarkan Ayah membacakan cerita sambil saya melihat kata-kata yang tertulis dalam artikel di majalah Bobo tersebut ternyata memantik kecintaan dan hasrat saya pada literasi sejak dini. Kadang sebagai suplemen tambahan ayah menyelipkan dongeng yang dihafalkan dalam rentang hidupnya untuk saya dan adik. 

Kancil Mencuri Timun, Timun Mas, Ande-Ande Lumut, Kisah Kancil dan Buaya, merupakan contoh dongeng masa itu yang telah terbiasa diperdengarkan di telinga saya dan adik hingga sangat lekat pesan moralnya. Sebagai catatan, ini yang mendorong saya untuk bisa membaca lebih cepat saat itu.

Kebiasaan yang Ayah kami lakukan tersebut adalah budaya unik yang saya pikirkan sampai saat ini yang mungkin sedikit banyak telah bisa membentuk kecintaan saya terhadap literasi. Dan hal itu dimulai dari tradisi sederhana membacakan cerita dari majalah Bobo, serta memperdengarkan dongeng-dongeng sarat moral.

Di tengah kondisi yang terjadi di republik ini, work from home atau study from home, aktivitas ini sangat mungkin dilakukan oleh orangtua, terlebih untuk anak di rentang usia dini. Membacakan cerita, mendongeng sesaat sebelum tidur, atau di waktu luang yang lain akan dapat membangun bonding kuat antara anak dan orangtua. Selain itu, seperti pengalaman saya sejak kecil, ini merupakan salah satu sarana memancing kecintaan anak pada membaca khususnya dan budaya literasi pada umumnya.

Pemahaman huruf, kata, dan kalimat akan terbangun secara tidak disadari karena kebiasaan mendengarkan cerita dan dongeng. Kemampuan membaca dan pemahaman logika berpikir bisa terbentuk dari tradisi sederhana tersebut. Imajinasi dan pesan moral yang 'dititipkan' melalui aktivitas ini menjadi dasar salah satu cara pembangunan karakter anak sejak dini. 

Anak dilatih untuk memiliki respon tepat dalam bersikap dan bertingkah laku saat pesan moral dari cerita atau dongeng yang diperdengarkan. Terlebih lagi, bonding antara orangtua dan anak akan lebih mesra terjalin, karena waktu yang digunakan dalam membacakan cerita, memperdengarkan dongeng ini terjadi dalam waktu-waktu santai. 

Aktivitas membacakan cerita ataupun mendongeng bisa menjadi referensi kegiatan saat ini. Segudang manfaat dapat dipetik untuk perkembangan kognitif, dan afektif anak-anak kita, terutama terkait mengisi waktu luang di saat masa - masa 'social distancing' ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline