Lihat ke Halaman Asli

Nita Juniarti

Seorang Perempuan

Aku Perempuan, Aku Petualang Profesi

Diperbarui: 13 April 2021   18:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Idealnya, selesai S1 biasanya orang akan bekerja sejurus dan serius, tidak berpindah-pindah. Namun, Saya adalah perempuan petualang profesi. Pekerjaan yang saya tempuh beda-beda. Branding yang saya pakai juga berbeda-beda, setiap tahunnya. Tentu banyak suka duka dan juga pembelajaran. 

Namun, satu hal yang pasti saya tidak pernah takut dipecat dari pekerjaan dan saya senang mengerjakan pekerjaan tersebut. Bila pekerjaan sudah bertentangan dengan hal yang saya yakini dan merasa tidak nyaman, saya akan beralih. Apa saja profesi saya sejak lulus hingga hari ini?

1. Guru Daycare dan Staff

22  Agustus 2015 jatuh pada hari sabtu, saat itulah saya di wisuda. Seninnya saya langsung masuk kerja sebagai guru di penitipan kampus, daycare. Sebetulnya pekerjaan tersebut sudah saya lakoni semenjak mahasiswa. Pekerjaan sampingan, mengajar di Daycare adalah mengajar selama 45 menit sampai 60 menit setiap harinya. Anak-anak yang diajarkan berumur 2 tahun sampai 5 tahun. 

Mengajar di Daycare punya kurikulum senin akan mengajar apa, selasa, hingga sabtu. Yang ditangani adalah anak-anak sehingga harus siap dengan segala energi dari mereka. Beberapa bulan bekerja, terjadi kekosongan di bagian administrasi sehingga saya dijadikan bagian administrasi.

Bagian administrasi sungguh sebuah tantangan yang lumayan sebab selama kuliah di jurusan Kebudayaan Islam jauh sekali dengan urusan perkantoran mengurusi bagian administrasi. Saya belajar keras selama dua minggu dan ketika staff lama mengundurkan diri karena menikah, saya menangganinya. 

Ketika mengurusi bagian administrasi, saya pernah berdebat dengan salah satu orangtua siswa daycare yang tidak membayar selama tiga bulan. Ayah dari si anak tersebut sempat mengeluarkan kata-kata "sudah tidak cantik, hitam, belagu pula. Apa salah fisik saya? Saya hanya melakukan apa yang menjadi kewajiban saya. 

Yang menyenangkan adalah saya mendapatkan rekan kerja yang mendukung saya dengan baik, teman kerja, teman makan dan teman berbagi suka duka.

2. Menjadi Pengajar Muda

Sebetulnya ini semacam kuliah kerja nyata hanya saja setahun dan sendirian di Desa Serta di kecamatan. Dikirim untuk menjadi pembelajar sekaligus berkonstribusi untuk ibu pertiwi. Mulia sekali bukan? Tapi sejatinya ini adalah titik balik dari semua profesi yang saya jalani, inilah titik yang memporak-poranda semua profesi impian. Lantas bergeraknya berubah, lantas segalanya berubah.

Setahun bekerja sebagai guru dan fasilitator di Desa Baya, Sulawesi Tengah. Mempunyai keluarga angkat, belajar bahasa saluan, bahkan sampai memakai baju adat mereka untuk pembelajaran adalah satu tahun yang tidak pernah terbayangkan bagi saya. Saya benar-benar merantau dan merasakan duka luka serta dunia dogeng yang penuh gegap gempita. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline