Lihat ke Halaman Asli

Khairunisa Maslichul

TERVERIFIKASI

Profesional

Transaksi Digital Mendukung Cost Efficiency Optimal

Diperbarui: 13 Desember 2022   08:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi transaksi digital| Dok Shutterstock via Kompas.com

Satu waktu, saya ingin membeli kudapan untuk makan siang di salah satu mal. Perut sudah keroncongan, tapi mesin ATM belum kelihatan, wah gawat nih!

Ternyata penjual crepes yang saya datangi tersebut melayani pembelian dengan QRIS dari e-wallet, Alhamdulillah! Crepes rasa ikan tuna pun dapat segera saya nikmati tanpa harus lelah keliling mencari mesin ATM terdekat lagi.

Transaksi digital memang kini semakin lebih mudah kita temui setiap hari karena memudahkan transaksi keuangan dalam hitungan menit. Efisiensi biaya (cost efficiencytermasuk manfaat utama dari adanya transaksi digital.

Di Indonesia, menurut Gubernur BI (Bank Indonesia), Perry Warjiyo, nilai transaksi digital banking meningkat 27,82% year on year (yoy) menjadi Rp 4.359,7 triliun pada Juli 2022. Sementara itu, nilai transaksi uang elektronik (UE) pada Juli 2022 tumbuh 39,76% yoy mencapai Rp 35,5 triliun sejalan dengan hadirnya hybrid working.

Cost efficiency sendiri tak melulu tentang penghematan, namun juga efektivitas biaya jangka panjang (cost effectiveness). Transaksi digital memang perlu modal (relatif) lebih besar di awal karena mengandalkan fasilitas teknologi.

Tetapi, keuntungan yang diperoleh dari transaksi digital itu sebanding, bahkan melebihi modal di awal yang telah dikeluarkan. Kinerja dan produktivitas baik bagi produsen maupun konsumen akan semakin naik grafiknya dari waktu ke waktu.

Maka inilah sejumlah manfaat yang dapat dirasakan oleh produsen dan konsumen dengan maraknya transaksi digital itu, khususnya pada UMKM yang jumlahnya di Indonesia telah mencapai lebih dari 64 juta pelaku pada tahun 2021 lalu berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM).

Transaksi kini semakin efisien dan efektif dengan sistem digital (Ilustrasi: gpointstudio/ISTOCKPHOTO)

Produsen akan semakin besar

Sejak bergabung dengan salah satu marketplace (lokapasar), usaha busana muslim milik seorang saudara di Bandung semakin berkembang. Ini karena dia memanfaatkan transaksi digital yang tersedia di lokapasar tersebut.

Ibu dua anak itu pernah merasakan beratnya menjual baju-baju secara offline. Pembelinya terbatas secara jarak dan waktu sehingga labanya pun lebih sedikit dibandingkan konsumen yang berbelanja online.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline