Lihat ke Halaman Asli

Nira Zahrinata

Mahasiswa UIN Ar-Raniry - Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Membangun Masa Depan yang Sehat: Upaya Kolaboratif dalam Menghadapi Stunting di Aceh

Diperbarui: 30 April 2024   16:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pri

Oleh : Nira Zahrinata

Mahasiswa Prodi KPI UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Stunting menjadi isu kesehatan yang kian memprihatinkan di Indonesia, termasuk di Aceh. Stunting merupakan proses terhambatnya pertumbuhan fisik dan perkembangan otak pada balita atau anak-anak. Tantangan dalam menghadapi stunting di Aceh adalah karena banyak orang tua di Aceh yang masih belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang gizi dan pola makan yang baik untuk anak-anak mereka. Kalau kata orang tua di Aceh begini "Lempeu hanjeut bi, gob aneuk ka rayek hana sapeu-sapeu  pih" maksud dari kata-kata di atas gini "apapun gak boleh dikasih, orang anaknya udah besar tidak terjadi apa-apapun" begitulah kira-kira ucapan orang tua di Aceh. Itu disebabkan karena kurangnya pengetahuan orang tua tentang gizi dan pola makan yang baik untuk anak.

Mencegah Stunting Itu Perintah Agama

Upaya pencegahan stunting adalah langkah untuk melindungi diri, keluarga, masyarakat, dan bangsa dari bahaya (dlarar). Langkah ini sejalan dengan ajaran al-Quran, di mana Islam mengajarkan untuk tidak meninggalkan generasi yang lemah dan untuk mempersiapkan generasi yang tangguh."

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof. Dr. Amany Lubis menjelaskan bahwa prinsip pencegahan stunting itu terdapat dalam al-Qur'an pada Surat an-Nisa' ayat 9: "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar."  Islam menekankan bahwa pentingnya kita untuk menjaga pola makan dan kesehatan, seperti yang sedang di alami sekarang bahwa banyak anak yang kekurangan gizi. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam islam kesehatan sangat diperhatikan.

Menurut Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, mengatakan bahwa pencegahan stunting adalah perintah agama, bukan hanya perintah negara. Sebab, menyiapkan generasi terbaik adalah risalah nubuwwah. Pencegahan stunting juga tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi juga semua warga negara. Karenanya, diperlukan upaya kolaboratif dari seluruh stakeholders.

Begitulah agama islam mengajarkan kita untuk tidak meninggalkan anak-anak yang lemah sehingga menyebabkan kekhawatiran terhadap kesejahteraan kita yang dilarang dalam agama islam seperti stunting.

Upaya dan Data dalam Menghadapi Stunting di Aceh

Stunting saat ini menjadi hal yang sangat dikhawatirkan oleh orangtua yang mempunyai balita atau anak-anak.

Menurut Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan bahwa prevelensi stunting di Aceh mencapai 31.2%, lebih tinggi dibandingkan tingkat nasional 21.6%. Walaupun terdapat penurunan dari tahun sebelumnya (2021) yaitu 33,2% menjadi 31,2% ditahun 2022, namun isu ini juga harus terus diperhatikan terutama oleh pemerintahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline