Lihat ke Halaman Asli

Ninik Karalo

Pendidik berhati mulia

Dia Hanya Bisa Memelintir Hati

Diperbarui: 2 Agustus 2020   10:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

wallhere.com

Dia Hanya Bisa Memelintir Hati

Terpampang sebingkai foto gambar diri
Di bawahnya, bingkai lain menghias ruang pikir
Di dinding bercat putih, hati mengaduk-aduk memori
Ada rindu menoreh indah persis di unjung sepi

Sofa usang di bawah bingkai melumat habis hayal itu
Disorotkan matanya, ada bayangan menyangkut
Gambar dalam bingkai itu menyembilu kalbu
Ditatapnya lagi, khawatir melanda gelisah biru

Tapi logika merisik. Ini bukan bunga tidur!
"Ini gambarmu gambarku," dia pun merungut
Ingin menepis sungkawa tapi senyum hambar itu
Pipi maskulin menyodok persis di lesung nyaris tirus

Ada ketulusan dan kepolosan tersirat di sana
Gelora rindu tersirat menggagahi potret diri
Pancaran keluguan menghampar dalam foto usang
Batinnya terkesima. Diam-diam senyum tersungging

Di balik segala kecamuk menjelajah kata bertuah
Kerinduan terselip ragu hampir termuntahkan
Walau syukur terus membahana dalam tirakat  
Menggeliat di beranda logika, menampar keangkuhan

Suara hati menebar aroma di setiap gemerincing
Gejolak rasa menggandeng salut penuh emosi
Kamu berubah, Sob! Bagai kupu-kupu cantik
Gemuruh kasih riuh menghembus bagai angin

Sayang, dia hanya bisa meradang tanpa terjawab
Renyah bergemuruh tanpa tahu gerangan penyebab
"Andai bisa jujur, aku hanya bisa memelintir hati."
pungkasnya jauh di kedalaman sunyi
 
NK/02/08/2020

#SangiheBanuaku




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline