Lihat ke Halaman Asli

Kreatif! Inovasi Mahasiswa UNIPMA Sulap Pandan Liar Menjadi Produk Bernilai Ekonomis

Diperbarui: 22 September 2020   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri


Pandan merupakan salah satu jenis tanaman yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Ada beberapa jenis pandan yang tersebar di wilayah Indonesia, diantaranya adalah pandan wangi (Pandanus amaryllifolius), pandan buah merah (P. conoideus), pandan kelapa hutan (P.brosimos, P. iwen dan P. Julianettii) dan pandan samak (P. tectorius dan P. furcatus). 

Jenis pandan yang biasa banyak dijumpai di tengah masyarakat adalah jenis pandan wangi dan pandan samak di wilayah pedesaan. Jenis pandan wangi  biasa digunakan sebagai pemberi aroma alami pada olahan makanan, sedangkan jenis pandan samak masih belum banyak dimanfaatkan dan cenderung masih menjadi tanaman liar. Namun, inovasi berbeda diberikan oleh tim mahasiswa Universitas PGRI Madiun. 

Melalui program kreativitas Mahasiswa Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-M),  jenis pandan samak yang masih belum dioptimalisasikan ini mampu disulap menjadi aneka produk kerajinan serta home decor yang disamping unik dan menarik juga memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan. “Proses pengolahan dilakukan mulai dari proses perebusan daun, pewarnaan, penjemuran, hingga membentuknya menjadi pilinan-pilinan tali pandan. 

Tali ini yang nanti akan digunakan sebagai bahan utama pembuatan aneka produk. Sedangkan, hasil variasi produk yang dapat kita hasilkan diantaranya adalah : Placemate, Box Storage, Wall Decor, Rope Basket, aneka kotak tissue, celengan, taplak meja dan masih banyak lagi.” Ujar Huda salah satu anggota tim tersebut. Pemanfaatan daun pandan yang mampu diolah menjadi berbagai jenis variasi produk dapat menjadi salah satu alternatif peluang bisnis dari sektor Industri Kreatif. 

Nindy selaku ketua tim program kreativitas tersebut menuturkan bahwa inovasi hasil kreasi dari daun pandan tersebut sebenarnya digunakan sebagai sarana Terapi Okupasi Jiwa yang ditujukan untuk para Eks-ODGJ (Orang Dalam Gangguan Jiwa) yang ada di salah satu desa di Kabupaten Madiun. Ia menambahkan bahwa pelatihan pembuatan produk dalam sektor industri kreatif dapat digunakan di samping sebagai media terapi, juga sekaligus digunakan sebagai media untuk melatih kemandirian dan wadah sosiopreneurship khususnya bagi para Eks-ODGJ. 

“Dengan adanya program Terapi Okupasi Jiwa tersebut diharapkan dapat benar-benar dirasakan manfaatnya oleh rekan-rekan eks-ODGJ, juga sekaligus dapat menjadi media mereka agar dapat merdeka secara mental, fisik, dan ekonomi, sehingga tujuan diberikannya pelatihan ini dapat benar-benar tercapai” pungkas Nindy.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline