Lihat ke Halaman Asli

Nila Kusyarina

Mahasiswa PMI IAIN Salatiga

Desa Siaga Covid-19: "Ayo Jogo Tonggo" (Desa Pekalongan Kecamatan Winong, Pati)

Diperbarui: 13 Juni 2020   21:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19 disebabkan oleh infeksi Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Gejala yang muncul sering kali seperti flu dan radang paru-paru. Deteksi umum yaitu dengan mengukur suhu badan. Orang yang mempunyai suhu >38 maka dicurigai sebagai ODP. Gejala yang lazim dipercayai oleh masyarakat adalah Flu. Orang desa yang belum paham Corona sangat mudah dipengaruhi. Hingga menimbulkan kecemasan karena sakit apapun dipandang sebagai Corona. Padahal belum tentu.

Masyarakat harus mampu mengetahui bagaimana persebaran Virus Covid-19 ini. Dari berbagai penelitian, metode penyebaran utama penyakit ini diduga melalui droplet saluran pernapasan dan kontak dekat dengan penderita. Droplet merupakan partikel kecil dari mulut penderita yang dapat mengandung virus penyakit, yang dihasilkan pada saat batuk, bersin, atau berbicara.

Droplet dapat melewati sampai jarak tertentu (biasanya 1 meter). Droplet bisa menular melalui saluran pernapasan. Misalnya ketika penderita sakit, batuk ataupun bersin. Partikel droplet bisa menempel di berbagai tempat bahkan bisa dipakaian dan tempat-teman yang sering dijamah oleh orang banyak. Oleh sebab itu kita diwajibkan memekai masker dan sering-sering cuci tangan.

Corona virus memang sudah menyebar keseluruh daerah di Indonesia tak terkecuali di desa-desa kecil sekalipun. Oleh sebab itu maka badan pemerintahan desa gencar-gencarnya melakukan pembentukan pos-pos siaga covid. Desa sekarang sudah mulai berinisiatif sadar bencana dan bersikap protektif terhadap keluarga dan lingkungan sekitar. Pemerintah saling bahu membahu menuntaskan persebaran virus yang menjadi trending sekarang ini.

Desa Pekalongan merupakan desa percontohan yang dirasa telah pantas dan siap menghadapi "New Normal". Desa ini berada di wilayah Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Tak bisa dipungkiri Pati bulan lalu sempat menjadi zona merah akibat banyak yang tertular virus ini. Namun sekarang bisa dilihat dari data, yang postif hanya satu. Itupun pasien lama. Namun, pemerintah Pati tidak tinggal diam. Berbagai kesiapsiagaan terus diketatkan.

nila123-5ee4e0ce097f36240f21c7b3.png

 Selasa, 09 Juni 2020 Desa Pekalongan kedatangan tamu dari POLDA Jateng dalam rangka "Pencanangan Kampung Siaga Covid-19". Dilihat dari berbagai fasilitas dan penanganan desa pekalongan ini memang patut dijadikan sebagai kampung siaga covid-19. Mengapa bisa demikian? Kira-kira strategi, kegiatan dan peraturan apa yang dilakukan oleh pemerintah desa Pekalongan dalam menghadapi pandemi Virus Covid-19?

Peran Pemuda Dalam Mengatasi Pandemi

Pemuda merupakan Agent Of Change, yang diharapkan menjadi seorang yang membawa perubahan bagi masyarakat. Dalam perananya menangani covid,pemuda yang tergabung dalam ikatan karang taruna "Laskar Wuloeng" ikut andil dalam kegiatan kemasyarakatan. Sebagai contoh, pemuda desa Pekalongan setiap malam bergantian berjaga per Rt. Demi keamanan desa selama covid 19 ini berlangsung. Bukan hanya itu, pemuda desa Pekalongan juga bergiliran menjaga posco Covid-19, agar ketika ada orang dari luar kota bisa langsung dilakukan pengecekan dan pelaporan. Namun, para pemuda tidak hanya sendiri mereka ditemani oleh para aparatur desa setempat.

Peran Tokoh Agama Atau Tokoh Masyarakat 

Desa Pekalongan terkenal dengan desa santri. Di mana tokoh Agama disana terhitung banyak. Pondok pesantren juga tidak sedikit, mengingat sekolah dari mulai tingkat SD-SMA tidak hanya satu. Bisa dibilang desa Pekalongan ini salah satu pusat pendidikan di Kabupaten Pati. Ada dua Madrasah Tsanawiyah yang cukup terkenal (MTs Negeri 1 Pati dan MTs Tarbiyatul Banin). Para Pemangku kebijakan dan tokoh masyarakat bersepakat saling mendukung untuk memaksimalkan program-program Desa demi menuntaskan virus Covid ini. Walaupun, belum ada data yang menunjukan adanya pasien positif di Desa tersebut. Kesiapsiagaan dan protokol kesehatan terus digencarkan.

Ukhwatur Roi (Kepala Desa Pekalongan) dalam sambutannya " Kami masyarakat Desa Pekalongan bersepakat untuk saling menjaga antar tetangga. Maka dari itu diadakan penjagaan pos kampling setiap malam, pemasangan  tempat cuci tangan disetiap rumah, dan membagikan sembako kepada masyarakat/ tetangga yang membutuhkan". Itulah berbagai kebijakan yang diterapkan di Desa Pekalongan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline