Lihat ke Halaman Asli

Niken Anggraini

podcast: anchor.fm/saya-niken

Nggak Pake Alesan!

Diperbarui: 19 Juli 2019   12:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Saya sedang di warung bakso bersama Aim. Bocah kelas 5 SD ini minta makan bakso ke mamanya. Karena sang mama sedang repot mengerjakan laporan keuangan, ia meminta saya menemaninya makan bakso di warung bakso dekat rumah.  


Kami makan bakso sejak 15an menit yang lalu.  Saking asyiknya makan bakso sampai tak ada percakapan. Bakso yang saya makan habis. Sementara bakso di mangkuknya Aim masih ada. Dia terlihat santai saja makan baksonya. Entah kenapa. Melihat betapa ia tadi gigih minta makan bakso tapi kenyataannya saat makan bakso dia justru lelet makannya. Tampak dia ogah-ogahan makan.  


"Kenapa makannya lama sih ? Nggak enak ya baksonya ?" tanya saya.


Dia menggeleng.


"Pengen menikmati aja, Tan," sahutnya pendek.


Saya mencebik beberapa detik. Hening sesaat meja kami. Tak ada percakapan sekitar semenit. Saya menghabiskan kerupuk yang tadi saya makan.


Saya melirik Aim. Ia masih seperti tadi. Dia santai banget makannya. Pandangan matanya terlihat seperti melamun. Entah apa yang dipikirkannya.  


Tiba-tiba saja saya ingat percakapan saya dengan mamanya Aim beberapa waktu yang lalu.  Kata mamanya, Aim sudah mulai "suka-sukaan" sama teman sekolahnya.


"Bukankah dia masih kelas 5 SD ?" tanya saya heran. Jujur saja saya  kaget.  
Menurut saya Aim  masih kecil. Rasanya baru kemarin saya ngelihat dia belajar berjalan, eh ini kenapa udah main suka-sukaan  aja sih ?


"Anak zaman sekarang gitu lhoh ? Cepet banget gedenya," jawab mamanya Aim.  


Sepertinya mamanya Aim tak terlalu kaget atau khawatir. Lumrah banget menurutnya. Justru saya yang kaget.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline