Lihat ke Halaman Asli

Neno Anderias Salukh

TERVERIFIKASI

Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Kasus Asabri dan Keraguan Publik

Diperbarui: 17 Januari 2020   08:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Gedung Asabri | CNBC Indonesia

Apa yang saya ulas dalam artikel recehan ini adalah opini yang aneh bahkan mustahil terjadi bagi pembaca. Begitupula, artikel ini tidak bermaksud membela pihak manapun termasuk menyalahkannya.

Dugaan adanya korupsi di PT Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) semakin menguat setelah beberapa pejabat negara angkat bicara. 

Salah satunya dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD. Ia mengatakan bahwa ada indikasi korupsi di Asabri dengan total dugaan kerugian mencapai Rp 10 triliun.

Angka yang tidak sedikit ini ternyata salah satu dari beberapa skandal yang diduga terjadi, seperti saham-saham milik PT Asabri yang mengalami tren menurun sepanjang tahun 2019 dan terjadi penurunan harga saham sekitar 90 persen di portofolio milik Asabri.

Dilansir dari Kompas.com, harga saham PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) yang terkoreksi 95,79 persen di 2019 lalu ke level Rp 326 dab saham PT SMR Utama Tbk (SMRU) yang turun sebesar 92,31 persen ke angka Rp 50. 

Menariknya, dugaan yang belum terbukti tersebut ditepis oleh Direktur Utama (Dirut) PT Asabri, Soni Widjaja. Menurutnya, uang asuransi yang beranggotakan TNI, Polri dan ASN Kemenhan tidak dikorupsi sedikitpun.

Ia meminta kepada pihak-pihak yang menuduh untuk menggunakan data dan fakta dalam berbicara bukan sekedar menggiring opini yang akhirnya akan menimbulkan kegaduhan. Bahkan, ia mengancam menempuh jalur hukum jika tuduh-tuduhan tersebut terus dilayangkan.

Dua pernyataan yang datang dari pihak yang berbeda jelas membuat publik untuk menganalisis lebih jauh, siapa yang harus dipercayai? Apakah Dirut Asabri yang mengelola keuangan tersebut? Ataukah percaya kepada pejabat negara lainnya yang setidaknya mengetahui tentang keuangan negara?

Saya tidak membela Dirut Asabri tetapi jika diberikan pilihan kepada siapa saya harus percaya, saya lebih memilih percaya kepada Dirut Asabri akan tetapi saya juga harus berpikir bahwa bagaimana seorang "pencuri" mengakui perbuatannya sebelum ditangkap? Saya tidak menuduh atau menyalahkan Dirut Asabri tetapi saya harus berpikir lebih jauh.

Pernyataan mereka berkontradiksi. Tanpa sadar pernyataan-pernyataan ini menggiring opini publik termasuk saya sendiri. Setelah mendengar berita dugaan korupsi di Asabri, saya cenderung berpikir negatif terhadap para pejabat Asabri bahwa asuransi penegak hukum saja tidak dapat dipercaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline