Lihat ke Halaman Asli

Neno Anderias Salukh

TERVERIFIKASI

Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Jalan Panjang Mencari Air di Desa Mauleum, NTT (Bagian 2)

Diperbarui: 5 September 2019   10:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembuatan sumur galian di Desa Mauleum (Dok. Pribadi) 

Misteri yang belum terpecahkan di Desa Mauleum adalah Air Minum.

Akhir bulan Mei 2019, saya menulis artikel Jalan Panjang Mencari Air di Desa Mauleum, NTT (Bagian 1). Sebenarnya saya tidak memiliki niat untuk menulis cerita ini dalam beberapa bagian tetapi kondisi menuntut saya untuk menulis kisah ini dalam beberapa bagian.

Dalam tulisan bagian satu, saya hanya memberi judul Jalan Panjang Mencari Air di Desa Mauleum, NTT tetapi di saat saya ingin menulis lagi tentang kisah mencari air yang belum ada titik terang hingga saat ini, saya berpikir bahwa akan lebih baik tulisan pertama saya rubah judulnya dengan menambah Bagian 1 sehingga cerita Bagian 2 runut dengan bagian 1 dan membantu pembaca untuk membaca cerita lengkapnya bukan hanya cerita awal.

Di bagian dua tulisan Jalan Panjang Mencari air di Desa Mauleum, NTT, saya tidak lagi ragu untuk mengibaratkannya seperti mencari emas. Begitu sulitnya mendapatkan air minum.

Upaya masyarakat yang bekerjasama dengan berbagai macam LSM, ahli gali sumur manual bahkan ahli sumur bor untuk mendeteksi keberadaan air di tempat ini sudah membosankan. Dikarenakan tidak ada hasil yang bisa dipercaya.

Saat ini, proses pengeboran sumur bor kedua sudah diberhentikan dengan alasan mesin bor rusak dan dikembalikan. Akan tetapi, beberapa orang yang mengetahui dengan jelas alasan pemberhentian pengeboran sumur mengatakan bahwa para pekerja sudah menyerah dengan keadaan sehingga alasan mesin rusak itu adalah sebuah alibi.

Proses pengeboran terhenti dari bulan Juni sehingga tokoh agama dan tokoh adat di di Desa  Mauleum mendatangkan ahli sumur manual untuk mendeteksi keberadaan air.

Menurut ahli sumur gali manual, ada tiga titik yang memiliki peluang untuk mendapatkan air. Proses galian pun dilakukan untuk titik pertama yang diklaim akan mendapatkan mata air di kedalaman 13 meter. Namun, kedalaman sampai dengan 13 meter tidak mengisyaratkan keberadaan air.

Saat ini, ahli sumur gali kembali ke kampung halamannya dan belum memberikan kabar kapan ia akan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Banyak orang yang menduga bahwa hal tersebut merupakan tanda-tanda pekerjaan sumur diberhentikan karena air tidak bisa diperoleh lagi.

Sebetulnya, masyarakat di Desa Mauleum menaruh harapan sangat besar untuk penggalian sumur pertama karena jika berhasil maka dua titik lainnya tidak diragukan juga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline