Lihat ke Halaman Asli

Tety Polmasari

ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja

Kutbah Idulfitri, Tetap Istiqomah Mendekatkan Diri kepada Allah

Diperbarui: 2 Mei 2022   22:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Senin, 2 Mei 2022, kita merayakan Hari Idulfitri 1443 Hijriah. Tidak ada perbedaan hari lebaran sebagaimana perbedaan awal Ramadan. Semua menyambut dengan penuh suka cita. Tidak terkecuali saya dan keluarga.

Karena kami tidak mudik, kami melaksanakan shalat Ied di Masjid Al Ihsan Permata Depok, Kota Depok, Jawa Barat. Tepatnya sih di jalanan di area sekitar masjid. Masjid sudah dipenuhi jamaah pria, maka jamaah perempuan diarahkan di jalan.

Tidak masalah. Karena dekat, saya tiba di tempat shalat 15 menit sebelum shalat ied dimulai. Saya bersama tiga anak saya yang semuanya perempuan. Sementara suami, berbeda jalur.

Saya sampaikan ke anak-anak, meski shalat ied hukumnya sunnah namun amalan ini memiliki keutamaan dan mendatangkan pahala yang melimpah.

Karena itu, jangan sampai ditinggalkan. Terlebih shalat iedulfitri hanya setahun sekali. Kecuali secara syariat memang tidak memungkinkan untuk menjalankannya.

Shalat ied dimulai tepat jam 7 pagi. Shalat sebanyak 2 rakaat. Rakat pertama dengan 7 kali takbir, dan rakaat kedua dengan 5 kali takbir.

Setiap kali takbir membaca "subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar". Yang artinya, "Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar."

Setelah shalat ied, dilanjutkan dengan kutbah. Ustadz menyampaikan rasa syukurnya karena kita masih bisa melaksanakan shalat ied dengan disambut sinar matahari yang cerah.

Secerah hati dan pikiran kita, secerah cahaya dari Allah yang menerangi kegelapan-kegelapan, yang pada akhirnya kita mampu keluar dari kegelapan menuju cahaya Allah.

Dengan cahaya itu pula kita akan kembali kepada Allah. Semoga kita selalu dicintai Allah. Allah tidak pernah membuat kita tersesat. Kita akan kembali kepadaNya, kembali ke kampung asal kita. Kampungnya Nabi Adam Alaihiwasallam.

Zakat fitrah adalah simbol kepedulian umat Islam. Jangan sampai ada kelaparan ditunaikan oleh individu muslim. Jika tidak membayar zakat, puasa yang kita jalankan tidak ada keberkahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline