Lihat ke Halaman Asli

Tety Polmasari

ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja

TB Scan BATAN, Pendeteksi TBC Hasil Teknologi Nuklir

Diperbarui: 24 Maret 2021   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Setelah melalui perjalanan dan proses yang cukup panjang, akhirnya Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) bekerjasama dengan PT Kimia Farma meluncurkan produk hasil teknologi nuklir, TB Scan atau kit radiofarmaka etambutol, bertepatan di Hari TBC Sedunia, Rabu (24/3/2021) ini.

Produk radiofarmaka ini sudah mendapat ijin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 22 Februari 2021. Dengan kehadiran produk ini semakin membuktikan teknologi nuklir dapat dimanfaatkan untuk tujuan damai, yaitu di bidang kesehatan guna menunjang kesehatan masyarakat.

Kepala BATAN, Anhar Riza Antariksawan, dalam peluncuran itu, menjelaskan, produk hasil inovasi Pusat Teknologi Radioisootop dan Radiofarmaka (PTRR) ini mempunyai fungsi untuk mendeteksi infeksi penyakit tuberkulosis (TB) di paru dan di luar paru seperti tulang, sistem gastrointestinal, dan sistem syaraf.

Selama ini untuk mendiagnosis TB menggunakan rontgen (sinar X). Namun hasilnya kurang akurat untuk organ di luar paru-paru. Padahal keberhasilan pengobatan TB sangat ditentukan oleh diagnosis yang akurat.

Diyakini kit 99 mTc ethambutol mampu mendeteksi TB dengan hasil yang lebih sensitif dan akurat terutama pada organ di luar paru-paru yang tidak mudah didiagnosis dengan metode dan peralatan yang digunakan saat ini.

Ia pun berharap produk radiofarmaka ini menjadi solusi terhadap penderita penyakit TB yang jumlahnya terus meningkat. Terlebih pada 2020 Indonesia menduduki urutan ke-3 dari jumlah penderita TB di dunia setelah India dan China. Angka kematian penderita TB di Indonesia mencapai 140.000 orang per tahunnya.

"Kehadiran radiofarmaka etambutol TB scan ini akan sangat membantu pemerintah dalam menangani penyakit TB di Indonesia dengan menyediakan cara diagnosis yang sangat efektif," kata Anhar.

Dikatakan, TB Scan memiliki akurasi hingga 90 persen lebih dalam mendiagnosis infeksi TB baik pada paru maupun di luar paru. Dengan akurasinya yang sangat tinggi tersebut diharapkan produk ini menjadi solusi menekan angka kasus TB di tanah air.

Dengan adanya hasil inovasi ini, Indonesia juga dapat mengurangi produk impor, bahkan dapat meningkatkan ekspor. Terlebih Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan produk radioisotop dan radiofarmaka. 

"Dan, itu ditunjang oleh fasilitas reaktor riset yang merupakan salah satu reaktor riset daya dan fasilitas pendukung yang termasuk terbesar di Indonesia," kata Anhar bangga.

Kepala BATAN Anhar Antariksawan (Dokumen pribadi)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline