Lihat ke Halaman Asli

Natasya Nurhasanah

Mahasiswa Prodi Akuntansi Universitas Nusa Putra

Bagaimana Pengaruh Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi?

Diperbarui: 22 Juni 2021   19:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://hot.liputan6.com/read/4065934/

             Nah sebelum kita membahas bagaimana pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi, terlebih dahulu kita akan menjelaskan apa itu inflasi. Kata inflasi tentunya sudah sering dong kita dengar namun masih banyak orang yang bingung apa sebenarnya inflasi itu. Nah mari kita bahas sama-sama.

             Istilah ini kerap kali kita dengar di dalam kehidupan sehari-hari dan tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah inflasi. Inflasi adalah kemerosotan nilai uang karena banyak dan cepatnya uang yang beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang barang. Sederhananya, jika ingin membeli barang, kita perlu membayar lebih mahal  dari harga biasanya. Salah satu contohnya, jika anda membeli buku yang semula harganya 25 ribu kini anda harus membayarnya sebesar 35 ribu. Itu berarti bahwa uang tersebut mengalami penyusutan nilai, hal ini karena harga buku tersebut meningkat. Itulah efek dari adanya inflasi.

            Inflasi merupakan peristiwa ekonomi yang sering terjadi meskipun tidak dikehendaki. menurut Milton Friedman bahwa inflasi ada di mana saja dan selalu fenomena  moneter yang mencerminkan adanya pertumbuhan moneter yang berlebihan dan tidak stabil (Dornbusch dan Fischer,2001).

             Dalam penerapannya, menurut badan pusat statistik (BPS), inflasi berarti kenaikan barang dan jasa secara umum yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat untuk turunnya daya jual mata uang suatu negara. Hal ini berdampak pada kegitan produksi, karena ketika biaya produksi naik akan menyebabkan kegiatan investasi beralih pada kegiatan yang kurang mendorong produk nasional, investasi produktif akan berkurang dan kegiatan ekonomi menurun. Investasi ini lebih cenderung kepada pembelian tanah, rumah serta bangunan. Jika produksi barang menurun hal ini akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.

             Menurut data badan pusat statistik (BPS) tingkat inflasi Indonesia pada tahun 2006 sebesar 6,60% , pertumbuhan ekonomi sebesar 5,50% , pada tahun 2007 inflasi sebesar 6,59% , pertumbuhan ekonomi sebesar 6,35% di mana mengalami kenaikan, pada tahun 2008 inflasi sebsar 11,06% mengalami kenaikan yang besar, pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan sebesar 6,01% , pada tahun 2009 inflasi mengalami penrunan sebesar 2,78% , begitu juga pertumbuhan ekonomi  mengalami penurunan sebesar 4,63% , pada tahun 2010 terjadi kenaikan pada inflasi sebesar 6,96% begitu juga pertumbuhan ekonomi sebesar 6,22% , pada tahun 2011terjadi penurunan kembali pada inflasi sebesar 3,79% begitu juga pertumbuhan ekonomi sebesar 6,17% dan pada tahun 2012 inflasi kembali mengalami kenaikan sebesar 4,30% dan penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,03%.

             Menurut Murni (2006) inflasi yang tinggi tingkatannya tidak akan menggalakkan perkembangan ekonomi suatu negara. Ketika inflasi naik maka akan terjadi penurunan pada pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu tolak ukur bagi keberhasilan pembangunan suatu negara. Di mana pertumbuhan ekonomi diukur dari tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) untuk lingkup nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

            Menurut teori neo klasik yang dipelopori oleh Robert Solow ia menyatakan bahwa pertumbuhan produk nasional ditentukan oleh pertumbuhan dua jenis input yaitu pertumbuhan modal dan pertumbuhan tenaga kerja. Di samping itu, hal yang sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah faktor perkembangan teknologi (Murni, 2006). Menurut teori keynesian yang dipelopori oleh J.M.keynes menyatakan bahwa dalam jangka pendek output nasional dan kesempatan kerja ditentukan oleh permintaan agregat. Kaum Keynesian yakin bahwa kebijakan moneter  maupun kebijakan fiskal harus digunakan untuk mengatasi pengangguran dan menurunkan laju inflasi (Murni, 2006).

            Lantas apa yang membuat harga barang naik? Penyebabnya adalah jumlah permintaan masyarakat terhadap suatu barang yang ada meningkat. Oleh karena itu, nilai atau harga suatu barang menjadi meningkat. Di indonesia, hal ini sering kali dialami ketika kita berada di bulan romadhon yaitu ketika akan menginjak hari raya idul fitri. Permintaan masyarakat akan bahan pokok meningkat pesat. Sementara itu, jumlah barang yang tersedia tidak mencukupi permintaan yang ada. Oleh sebab itu, harga barang naik. Hal tersebut sesuai dengan hukum ekonomi  bahwa ketika permintaan naik, sedangkan penawaran tetap maka harga akan naik.

             Penyebab inflasi berikutnya adalah adanya kenaikan biaya produksi. Ketika biaya produksi suatu barang naik harga barang penawaran akan ikut naik yang menyebabkan bahan baku menjadi langka sehingga produksi tersebut menjadi tersendat. Hal tersebut berdampak naiknya harga dan menyebabkan inflasi. Yang terakhir tingginya peredaran uang di masyarakat sehingga menjadi lebih banyak dari yang dibutuhkan. Hal ini bisa terjadi ketika jumlah barang di pasar tetap sedangkan uang yang beredar di masyarakat berjumlah dua kali lipat. Maka bisa terjadi kenaikan pada harga-harga tersebut.

              Inflasi mengacu pada penurunan daya beli mata uang. Jumlah uang yang dimiliki saat ini bisa digunakan untuk membeli suatu barang di waktu mendatang. Namun setelah terjadi inflasi, maka diperlukan jumlah uang yang lebih banyak untuk membeli barang yang sama. Pengaruh inflasi pada suatu negara cukup besar. Oleh karena itu negara merasa takut tidak bisa mengendalikan laju inflasi. Lantas apa saja sih pengaruh inflasi terhadap ekonomi itu ? Yuk kita simak baik-baik  penjelasannya.

  • Mengurangi daya beli
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline