Lihat ke Halaman Asli

Natalis Ransi

learn and share

Belajar dari E-Voting pada Pemira BEM UHO

Diperbarui: 25 Maret 2019   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumen Pribadi

Tulisan ini sebagai refleksi kesuksesan universitas kami, yaitu Universitas Halu Oleo menyelenggarakan Pemilihan Umum Raya (PEMIRA) Mahasiwa Tahun 2017 dan 2018. Asik.. butuh dua tahun untuk dapat inspirasi menulis. he he he... Ya, sebagai salah satu komitmen pihak universitas untuk mengadopsi teknologi informasi pada setiap kegiatan yang berlangsung di universitas kami. 

Sebagai salah satu yang terlibat langsung pada proses analisis, perancangan sampai implementasi sistem saya sangat bersyukur mendapat kesempatan tersebut. Setiap fase kami lewati dengan ceritanya sendiri. Salah satunya adalah dimulai dengan  proses desain basis data dan implementasinya, waktu itu bertepatan dengan saya dan kawan seperjuan harus mengikuti Pendidikan Latsar sebagai salah satu syarat menjadi ASN seutuhnya.

Singkat cerita, tidak ada kendala yang berarti ketika kami marancang dan implementasi koding, kami berbagi tugas, karena lumayan beberapa fitur harus kami sediakan, fitur bagi KPUM, Vote itu sendiri, sampai pada fitur untuk Eksekutif kami lalui dengan ceritanya sendiri. Ada banyak teman yang sampai 'berdarah-darah' di tahap ini ditambah kawan-kawan lain di UPT. TIK UHO, dengan semangat kekompakkan luar biasa. 

Ya... kawan-kawan UPT. TIK sebagai penanggungjawab infrastuktur jaringan secara tahap demi tahap menyelesaikan masalah dilapangan dengan begitu apik, dengan segala macam 'medan' dilapangan, bahkan sambil merangkap sebagai pemantau pada saat pemira berlangsung. Semua itu sebagai konsekuensi sistem elektronik. Kami memanfaatkan  arsitektur dasar menggunakan jaringan Kampus, sebagai media transmisi data pemilih.

Jujur ini adalah pengalaman luar biasa saya dalam membangun sistem.  Karena percaya atau tidak, mines 3 jam peluncuran e-voting, masih ada beberapa baris kode yang harus di fix-kan. Belakangan saya mendapat bocoran bahwa sistem yang skalanya nasionalpun begitu adanya.

Bahkan sambil jalan aplikasi masih terus di update. Apapun itu.. begitulah realitanya.... buruk? tidak juga... analisis perancangan kurang baik? tidak juga.... semua akibat keterbatasan kami sebagai manusia biasa....  he he he.... berlindung dikitlah.

****

Sebenarnya ada skenario untuk menggunakan aplikasi/sistem yang sudah digunakan oleh universitas lain di Indonesia, kami tinggal siapkan infrastruktur jaringan + server+ lain... Lalu, seperti biasa, Control A + Copy + Paste....

Tapi... demi kemandirian dan rasa ego juga... saat itu kami memutuskan untuk membangun sendiri sistem yang akan digunakan oleh yunior kami, biar mereka juga bangga, ada senior yang bisa... ha ha ha... Cukup kami mencontek 'Semangat Perubahan' yang mereka perlihatkan demi cita2 mulia yaitu, agar anak bangsa ini berpikir Abstrak. Nah apa pula itu.

Analogi nya begini.. pinjam dari tontotan di salah satu akun youtube, kalau tiba2 hujan, paling utama adalah kita memiliki payung, tidak penting payung itu warna pink..., bentuknya gimana.. atau lainnya. intinya ada payung. titik dan kita tidak kebasahan. kira-kira begitu cara berpikir Abstrak yang diusung. Tidak penting sistemnya siapa yang rancang, buat dan lain sebagainya.... yang penting mahasiswa tersalurkan suaranya. dan suaranya dijaga betul.... poin itu dulu yang harus diusung....

Tapi kami tetap donk membuat sistem yang menurut kami handal.. dan tetap menerapkan prinsip-prinsip yang disepakati oleh KPUM, meminjam istilah Si MAEL, BUKAN KALENG-KALENG.... Ini sih ... kami bisalah diadu..... 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline