Lihat ke Halaman Asli

Indonesia yang Gelisah

Diperbarui: 26 September 2019   07:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bangsa yang gelisah seperti jiwa yang gelisah. Bangsa yang damai seperti jiwa yang damai. Kegelisahan dan ketentraman berasal dari hati. Karena hati adalah pemimpinnya. Pemimpin yang gelisah melahirkan bangsa dan rakyat yang gelisah.

Apa pun kepentingannya. Apa pun modusnya. Bangsa ini tengah gelisah. Para ilmuwan gelisah, karyanya tak dipedulikan. Mereka banyak yang berkiprah di luar padahal awalnya untuk mengharumkan bangsa. Karyanya dibekukan, pemimpinnya lebih memilih import dan bekerjasama dengan pengusaha daripada membangun anak bangsa dari awal. Kemana perginya para Habibie?

Aksi Umat Islam yang disebut Aksi 212, merupakan kegelisahan moralitas, kegelisahan iman, dan kegelisahan spiritual. Ketika keyakinan dihinakan. Ketika ayat suci direndahkan demi jabatan gubernur. Para penguasa, penegak hukum dan aparat lebih membela para penghina, dibandingkan mengobati nurani yang terluka. Inilah kegelisahan yang teramat dalam dan mendasar.

Para pelaku usaha gelisah, ketika keran import dibuka seluasnya, para investor asing dibuka seluasnya, bangsa ini seperti kambing yang diterkam singa dan serigala tanpa ada pagar dan gembala yang melindunginya. Rakyat disuruh berjuang sendiri, penguasa hanya menikmati cipratan hasil kongkow saja.

"Semua derita lu.. bukan derita gue". Itulah cara pandang penguasa terhadap penderitaan rakyat. Adakah bencana yang menimpa rakyat yang dikategorikan bencana nasional? Penguasa datang hanya menghibur dengan berjanji dan foto-foto kamuflase kepedulian. Setelah itu meninggalkan rakyat sendirian menuntaskan masalahnya.

Para penjaga moralitas dan akhlak mulai gelisah. Banyak undang-undang yang digulirkan untuk merusak keluarga, merusak putra-putrinya. Padahal bila ditanyakan ke nuraninya pasti menolak, namun mengapa penguasa menginisiasi kerusakan? Mengapa DPR menyetujuinya?

Penjaga bangsa mulai gelisah. Ketika semua masalah dan pengelolaan negara bisa selesai dengan seonggok uang kertas. Ketika uang lebih berharga dari harga diri bangsa. Bangsa ini bisa di beli. Lembaga negara bisa dibeli. Pejabat dan penguasa bisa dibeli. Undang-undang bisa dibeli. Moralitas dan hukum bisa dibeli.

Bangsa ini tengah gelisah. Rakyat ini tengah gelisah. Penguasa dan pejabat tengah gelisah dengan kepentingannya. Kegelisahan jiwa karena hati yang diliputi dosa dan kemaksiatan. Bangsa yang gelisah karena pemimpinnya diliputi dosa dan kemaksiatan dalam berbangsa dan bernegara.

Bila hati penuh dosa dan maksiat, seluruh komponen jiw dan tubuh akan gelisah. Ketika pemimpin berdosa dan bermaksiat dalam mengelola negara dan bangsa, seluruh komponen negara, bangsa dan rakyat akan terus gelisah. Wajar saja, bila negri ini bising dengan kegelisahan dan keresahan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline