Lihat ke Halaman Asli

Filsafat Kesuksesan dari Alam

Diperbarui: 28 September 2018   07:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Awal dan Akhir, itulah kefanaan hidup. Awal, menembus permukaan tanah yang keras. Awal, sangat rentan. Awal, menembus tempurung dan biji-bijian yang keras. Awal itu memang sebuah  perjuangan yang keras.

Awal itu menembus kegelapan rahim. Tak tahu ada cahaya. Yang dilakukan hanya menembus rentang kegelapan untuk mendapatkan cahaya.  Benih yang lemah menembus permukaan tanah dan biji yang keras. Bagaimana cara menembus yang keras di tengah kelemahan?  Yang pasti setiap yang keras, dapat ditaklukan dengan kelembutan.

Air yang lembut, mampu menembus bebatuan dan perkapuran. Dia tidak melawan, tetapi memanfaatkan lorong dan celah yang sempit. Menaklukan tak harus memiliki kekuatan yang sama atau lebih besar. Menaklukan tak harus melakukan cara yang sama dengan yang dilakukan mereka.

Api ditaklukan dengan air. Air ditaklukan dengan angin. Angin ditaklukan dengan gunung. Untuk menaklukan, hanya membutuhkan pemahaman terhadap karakternya.

Menaklukan dengan memanfaatkan karakternya dengan karakter yang berbeda. Itulah yang dilakukan Snouck Hurgronje untuk meredam total jihad umat Islam di Indonesia. Menaklukan hanya butuh cara yang berbeda.

Segala sesuatu memiliki keterpaduan. Dalam kekuatan ada kelemahan. Setiap kekuatan memiliki kelemahan. Setiap kekuatan memiliki umurnya. Tak ada kekuatan yang abadi. Semua kekuatan akan hancur pada waktunya. Jadi tak ada kekuatan yang tak bisa ditaklukan.

Setiap benih baru selalu memiliki peluang untuk melampui pohon-pohon yang sudah besar dan berbuah. Setiap benih baru memiliki kesempatan untuk besar seperti pohon yang sudah ada. Setiap pohon yang besar dan berbuah akan redup dan mati ditelan usia. Hukum kehidupan inilah yang membuat keoptimisan setiap benih yang baru tumbuh.

Setiap pohon itu akan tua, menguning dan mati. Ada pohon yang cepat memanen, umurnya pun akan pendek. Ada pohon yang lama memanennya, usianya pun akan panjang melampaui umur petaninya.

Segala yang serba cepat, biasanya mudah hancur dan tenggelam karena tak menyiapkan akar yang menghujam, batang dan dahan yang kokoh. Yang bisa kita lakukan adalah menghambat datangnya kelemahan, memperpanjang usia kekuatan namun tak bisa menghentikan tua dan keterpurukan.

Setiap petani selalu menanam benih baru agar panenya tak pernah berhenti setiap musim. Sebelum pohon yang sedang berbuah mati, dia sudah menanam benih baru untuk menggantikan pohon yang akan mati. Begitulah cara menjaga panen yang terus terjaga di sepanjang waktu.

Setiap pohon menciptakan buah yang sangat banyak. Agar buahnya menjadi bibit dan benih yang baru. Seharusnya dari waktu ke waktu sumberdaya terus berkembang dan tumbuh, tidak ada yang habis dan hilang.

Pohon, buah, benih dan petani. Sebuah filosofi memulai dan melanggengkan sebuah kesuksesan hidup.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline