Lihat ke Halaman Asli

Nanditya Anggraeni Kurniasari

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga

AI Chat GPT: Masalah atau Solusi?

Diperbarui: 11 Mei 2023   12:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Nanditya Anggraeni Kurniasari
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga

AI Chat GPT: Masalah atau Solusi?

Masyarakat sedang dihebohkan oleh sebuah inovasi teknologi baru yang memanfaatkan Artificial Intelligence bernama Chat GPT. Lalu apa yang dimaksud dengan Chat GPT? Chat GPT atau Chat Generative Pre-trained Transformer merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan oleh OpenAi. Chat GPT memberikan kesempatan pada penggunanya untuk berinteraksi dengan ChatBot menggunakan bahasa sehari-hari sehingga membuka peluang untuk digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari customer service, penelitian, dan pendidikan.


Contoh konkret dari perkembangan teknologi Chat GPT ini adalah rilisnya versi terbaru seperti GPT-4 yang memiliki kemampuan untuk membuat jawaban dalm bentuk teks dengan konteks yang lebih kompleks. Beberapa perusahaan besar seperti Google dan Microsoft juga telah memanfaatkan teknologi Chat GPT ini ke dalam beberapa produk mereka seperti Microsoft Power Apps dan Google Workspace.


Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi Chat GPT membuka peluang untuk inovasi dalam berbagai sektor, seperti layanan pelanggan, pemasaran digital, dan industry kesehatan. Tidak hanya itu teknologi ini juga sangat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan terutama bagi mahasiswa. Lalu, apakah Chat GPT ini tidak memiliki kekurangan? Berikut merupakan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh teknologi Chat GPT:

Kelebihan

Chat GPT dapat diakses dengan mudah oleh penggunanya dengan membuka web dan memiliki koneksi internet. Selain itu, Chat GPT dapat memberikan respon secara cepat sesuai dengan pertanyaan yang diajukan oleh penggunanya. Chat GPT dapat bekerja selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu yang berarti Chat GPT dapat diakses setiap saat tanpa henti. Yang berarti teknologi ini dapat bekerja tanpa bantuan tenaga manusia dan tidak memerlukan gaji atau tunjangan. Tidak hanya itu, Chat GPT memiliki kemampuan untuk memahami konteks dari percakapan dan dapat memberikan jawaban yang relevan terhadap kebutuhan pengguna.

Kekurangan

Terkadang Chat GPT masih mengalami kesulitan dalam memahami konteks yang lebih kompleks dalam percakapan sehingga dapat menghasilkan jawaban yang tidak relevan atau bahkan tidak dapat memerikan jawaban. Kemampuan Chat GPT dalam memberikan jawaban terbatas dengan adanya koneksi internet dan kemampuan dalam memberikan jawaban terbatas dengan adanya informasi yang beredar di internet, ketika informasi yang diajukan tidak ada di internet, maka Chat GPT tidak dapat memberi jawaban pada penggunanya. Selain itu, Chat GPT belum dapat mengganti interaksi manusia secara lebih personal dalam suatu percakapan.

Dengan kehadiran Chat GPT tersebut, teknologi ini sangat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan terutama bagi mahasiswa dalam mengerjakan berbagai tugas. Lalu apakah dengan adanya Chat GPT ini hanya memberikan solusi atau malah membuat tantangan dan masalah baru? Berikut ini adalah ancaman dan peluang dari Chat GPT bagi dunai pendidikan:


Peluang

Chat GPT dapat memberikan solusi bagi akademisi yang kesulitan mencari informasi. Dengan demikian, Chat GPT tentu menjadi kabar baik bagi para akademisi dalam meningkatkan produktivitas mereka untuk menghasilkan karya tulis. Algoritma ChatGPT mampu memberikan rekomendasi kata, susunan kalimat, bahkan referensi yang dapat digunakan. Bagi dosen dan mahasiswa, fitur ini tentu mampu menunjang penyelesaian tugas akademik mereka. Selain itu, hadirnya Chat GPT juga dapat dimanfaatkan oleh dosen daam pembelajaran. Chat GPT dapat digunakan dalam personalisasi pembelajran sehingga kebutuhan belajar yang berbeda-beda dari mahasisea dapat terakomodasi.

Ancaman

Meskipun Chat GPT memiliki segudang manfaat, namun ada beberapa ancaman yang harus diperhatikan. Pertama, berpotensi pada luruhnya integrasi akademik. Chat GPT dapat berpotensi untuk membuat akademisi terlena dan menjadi ketergantungan untuk mengambil jalan pintas dalam menyelesaikan tugas maupun menghasilkan karya.
Kedua, kemudahan yang ditawarkan Chat GPT dapat mengancam tumpulnya nalar kritis. Bila ketergantungan pada Chat GPT terus dibiarkan, maka dapat berpotensi menyebabka nalar penggunanya mengalami penumpulan. Terakhir, bias informasi. Statusnya yang masih dalam tahap pengembangan dan uji coba menyebabkan informasi yang diberikan Chat GPT rentan terhadap bias.

Selaras dengan meningkatnya beban kerja dan kompetisi di dunia akademik, berimbas pada meningkatnya penggunaan tekonologi percakapan AI. Chat GPT memberikan peluang bagi para akademisi untuk menyelesaikan tugas dengan ceoat dan efisien. Meski demikian dibutuhkan kebijaksanaan akademisi dalam memanfaatkan Chat GPT untuk menjamin validitas dan reliabilitas hasil kerja. Dengan adanya kelebihan, kekurangan, ancaman, dan peluang yang ada dari Chat GPT, kita seharunya dapat dengan bijak dalam menggunakannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline