Lihat ke Halaman Asli

Nana Suryana

http://islamemansipatoris.blogspot.com/

Surat Terakhir Darimu

Diperbarui: 28 Januari 2022   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Surat bersampul biru darimu, sudah kuterima pagi tadi. Ia datang bersama rintik hujan yang lembut. Meski begitu, disaat yang sama, ada hangat menyeruak dikalbuku.

Tanganku gemetar saat membuka surat darimu. Entah itu karena gigil, atau rindu yang menyeruak.

Kuurungkan sejenak membukanya. Aku ingin menikmati sensasi saat-saat mendebarkan ini.

"Mungkin secangkir teh dapat menentramkan", pikirku.

Kuhirup aroma teh yang kau sukai. Dengan begitu, saat membaca suratmu, kita seakan tengah berhadapan. Saling berpandangan, berpegangan tangan.

Ahhh, itu membuatku kasmaran.

Baiklah! Saat ini aku sudah siap dengan keadaan. Meski hatiku kian bergemuruh. Seperti lolong ribuan kurcaci di tebing hatiku, "Ayo, baca surat itu!"

* * *

Setetes air mata jatuh dari sudut mataku. Berlabuh tepat pada bekas perona bibirmu.

Kau kekasih mudaku, aku ingin terbang menemuimu. Ingatanku melayang saat pertama kali kita berjumpa. 27 tahun lalu.

"Kenapa surat?", tanyamu waktu itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline