Lihat ke Halaman Asli

Nayla I. Hisbiyah

🎓 2021. Dalam pengabdian.

Masjid Brangkal Mojokerto, dari Markas "Londo" sampai Markas Hizbullah

Diperbarui: 17 Agustus 2022   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi serpihan catatan Ayuhanafiq

Mari saya bawa ke dalam vibes kolonial Belanda masa itu sekitar tahun 1938 an dengan setting Mojokerto Kabupaten. 

Geregetan jelas terlihat di wajah pejuang masa itu. Khususnya di distrik Brangkal Mojokerto. Bagaimana tidak, Masjid adalah tempat ibadah yang diusahakan tidak kotor apalagi najis.

Namun apa yang terjadi, saat dalam situasi perang, Belanda tidak mengenal tempat untuk menjadikan bangunan apapun itu sebagai markas perang. Termasuk tempat ibadah. Al hasil, Masjid pun menjadi sasaran.

Yaps. Masjid Brangkal atau yang dikemudian hari diberi nama sebagai Masjid Al Ihsan pun pernah menjadi rumah serdadu NICA.

Tank, Panser, dan kendaran perang lain di parkir tepat di pelataran masjid oleh para kompeni. Mereka beraktifitas disitu. Bahkan Anjing peliharaan merekapun dengan mudahnya keluar masuk masjid. Padahal mereka tau, jika Anjing adalah salah satu hewan yang tidak memiliki legalitas halal dan berstatus najis bagi orang muslim. 

Dirasa tidak aman, penduduk sekitar masjid pun mengungsi. Termasuk kyai Ihsan yang memiliki kediaman atau ndalem di samping masjid yang beliau diami. So, otomatis Belanda leluasa menempati area masjid dengan apapun yang mereka mau.

Padahal, Kyai Ihsan adalah seorang tokoh agama dan pendidik kala itu. Tapi karena keadaan tidak kondusif, Lebih baik mengungsi dan menyelamatkan kitab - kitab pengajaran. Penulis belum menemukan keterangan bagaimana keadaan santri kyai Ihsan waktu itu.

Kediaman kyai Ihsan pun di jadikan Markas pos pertahanan bagi Belanda.

Jika menilik dari sejarawan Mojokerto, Ayuhanafiq. Kejadian ini terjadi sekitar tahun 1947 hingga 1949 an. Berarti, Sebenarnya pada masa itu Indonesia sudah merdeka, namun masa itu adalah masa dimana Indonesia mendapat Agresi Militer 1 dan 2 dari Belanda.

Belanda memang saat itu masih ingin sekali menguasai beberapa titik di pulau Jawa dan Sumatra untuk kepentingan mereka. Wajar saja, Rakyat Indonesia pun ikut kembali angkat senjata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline