Lihat ke Halaman Asli

Moralitas Diperoleh Melalui Proses Belajar

Diperbarui: 28 Oktober 2021   00:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia merupakan makhluk susila yaitu yang mampu berfikir dalam memahami kaidah-kaidah moral dan menjadikannya pedoman dalam bertutur kata, berperilaku dan bersikap. Kemampuan seperti ini bukan bawaan dari lahir melainkan dapat diperoleh melalui proses belajar. 

Anak akan mengalami perkembangan moral jika terdapat pengalaman-pengalaman yang berakitan dengan moral disekitarnya. Jika moralitas termasuk faktor penting dalam kehidupan manusia maka manusia sejak dini harus mendapatkan pengaruh yang positif untuk menstimulasi perkembangan moralnya.

Moral adalah suatu aturan atau etika yang dimiliki manusia dalam berperilaku. Perkembangan moral tentu harus dibentuk kepada seseorang ketika masih anak usia dini. 

Perkembangan moral merupakan proses perubahan penalaran, perasaan dan perilaku mengenai standar kebenaran (Santrock, 2001; Hoffman, 2001; Lapsley, 2010; Carmichael dkk., 2019; Duska & Whelan, 1975; dalam ensiklopedia PIAUD). Perkembangan moral berhubungan dengan ketentuan dan aturan-aturan tentang apa yang seharusnya dimiliki seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. 

John Dewey mengemukakan bahwa tahapan perkembangan moral seseorang melewati 3 fase, yaitu premoral, conventional dan autonomous. 

Anak usia dini berada pada fase pertama dan kedua. Nah sebagai pendidik, guru maupun orang tua agar memperhatikan kedua karakteristik tahapan perkembangan moral tersebut. Sedangkan menurut Jean Piaget, perkembangan moral seseorang melalui tahapan heteromous dan autonomous. 

Guru atau orang tua diharapkan memperhatikan ketika anak pada tahapan heteromous, karena pada tahapan ini anak masih sangat mudah terpengaruh dan sangat labil. Mereka perlu bimbingan, arahan, dan proses berlatih dan pembiasaan secara terus-menerus.

Perkembangan Moral Jean Piaget

Setelah Piaget melakukan observasi dan wawancara terhadap anak-anak berusia 4-12 tahun, dia memahami dan berfikir tentang aturan-aturan permainan yang dilakukan saat anak-anak bermain dan menanyakan hal-hal seperti mencuri, berbohong, hukuman dan keadilan. 

Hasil penelitian tersebut kemudian menjadi dasar teori Piaget tentang perkembangan moral anak. Kemudian Piaget menemukan bahwa gagasan anak-anak tentang aturan, penilaian moral, dan hukuman cenderung berubah seiring bertambahnya usia.  

Dan menyimpulkan bahwa anak-anak memiliki 2 cara pemikiran yang berbeda tentang moralitas, yaitu moralitas heteronom (heteronomous morality/moral realism) dan juga moralitas otonom (autonomous morality/moral relativism).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline