Anak usia dini memiliki perilaku dan karakteristik yang sangat unik.
Tapi perilaku yang dilakukannya tersebut merupakan hasil dari meniru apa yang dilihat, didengar dan dirasakannya.
Apakah perilaku yang di contohnya pasti perilaku yang baik?
Banyak orangtua atau orang dewasa yang lalai bahwa disekitarnya ada anak-anak yang mana akan meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa tersebut. Sehingga tanpa sadar kita melakukan perilaku yang negatif sehingga menjadikan contoh yang tidak baik bagi perkembangan anak tersebut.
Sebagai contoh interaksi negatif yang diterapkan anak dengan teman sebayanya yakni perilaku agresif.
Perilaku agresif ini merupakan perilaku yang akan melukai orang lain dengan maksud keperluan tertentu.
Agresif yang terjadi dapat menimbullkan sikap atau perilaku bullying antar teman sebayanya.
Agresif jua merupakan salah satu bentuk emosi yang dikeluarkan oleh anak yang tidak seharusnya dikeluarkan dan menimbulkan konsekuensi yang serius untuk dirinya ataupun orang lain dan lingkungannya.
Agresif biasanya timbul akibat hasil dari kemarahan atau rasa frustasi yang dialami anak selama masa perkembangannya.
Ada empat tipe perilaku agresi dan reaksi anak terhadap penerimaan sosial, yaitu :
a. Agresi fisik yang diprovokasi, misal: menyerang kembali mengikuti provokasi
b. Agresi yang meledak, misal : marah tanpa alasan yang jelas
c. Agresi lisan, misal : mengancam
d. Agresi secara tidak langsung, misal : menceritakan pada guru bahwa siswa lain yang melakukan kesalahan.
Sedangkan Baron dan Byrne mengklasifikasikan perilaku agresif menjadi delapan, antara lain (Nadhirah, 2017):
a. Agresi langsung aktif fisik : menikam, memukul, atau menembak orang lain
b. Agresi tak langsung aktif fisik : membuat perangkap untuk orang lain, menyewa seorang pembunuh untuk membunuh
c. Agresi langsung pasif fisik : secara fisik mencegah orang lain memperoleh tujuan atau tindakan yang diinginkan