Lihat ke Halaman Asli

Kejujuran Akademis, Masihkah Perlu?

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Era digital telah melahirkan budaya yang serba virtual. Berbagai kemudahan menjadikan akses perolehan data begitu instan. Tinggal mengerdipkan mata, ribuan informasi telah siap di depan mata. Memang sangat menggiurkan bagi insan akademisi. Disaat serangkaian tugas meledak karena deadline, ibarat "pucuk dicinta ulam tiba". Segala materi yang dirasa mendukung tugas perkuliahan dengan mudahnya bisa dibalik nama. Tinggal comot sana, comot sini.. Jadilah paper, makalah, dan teman-temannya dalam sekejap saja. Setelah itu bisa nyantai ongkang-ongkang.

Kebebasan bervirtual seharusnya disikapi dengan bijak. Berbagai karya dalam bentuk tulisan, visual atau audio visual mestinya diapresiasi dan dijadikan inspirasi. Bukan untuk ditiru mentah-mentah tanpa memutar otak. Bukankah tugas seorang akademisi menemukan temuan-temuan baru dengan bekal ilmu yang didapat di perkuliahan? Orisinalitas ide memang mustahil, namun bukan berarti generasi akademis hanya sekedar mereplika hasil temuan terdahulu.






BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline