Lihat ke Halaman Asli

Dinamika Peran Farmasis di Era 4.0

Diperbarui: 2 April 2019   00:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Peran Farmasis di Era Industri 4.0

Apa yang terlintas dibenak anda ketika mendengan kata farmasis? Ya, obat. Saya yakin bahwa 98% dari teman-teman menjawab obat. Padahal, farmasi tidak hanya mempelajari soal obat saja. Kosmetik, makanan kemasan dan sebagainya pun tidak luput dari keahlian Farmasis. Seorang Farmasis telah dilatih untuk mengetahui hal-hal yang tersebut diatas tadi. Jangan meragukan kemampuan seorang farmasis. Jangan pernah ragu untuk menanyakan hal-hal yang berbau tentang kesehatan kepada seorang Farrmasis.

Sebagai seorang Farmasis sudah semestinya dapat memahami dengan baik apa-apa saja isu-isu kesehatan serta pengobatan-pengobatan yang terus berkembang pesat.  Berbicara mengenai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tentunya seorang Farmasis haruslah dapat memanfaatkannya dengan baik.

Revolusi industry 4.0 sedang hangat-hangatnya diperbincangkan.  Apa saja yang membedakan era 4.0  dengan era sebelumnya?

Konsep revolusi industry 4.0 pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Klaus Schwab. Ekonom terkenal asal Jerman dalam bukunya "The Fourth Industrial Revolution".

 Revolusi Industri 1.0( yang pertama) yaitu penemuan mesin uap. Revolusi industry yang pertama ini terjadi pada akhir abad ke-18

Revolusi Industri 2.0 (yang kedua) yaitu digunakannya alat produksi missal berdasarkan pembagian kerja. Revolusi industry ini berlangsung pada awal abad  ke-20

Revolusi industry 3.0 (yang ketiga) dimulai dengan penggunaan sistem otomatin yakni bentuk pekerjaan berbasis computer yang membuat mesin bekerja tanpa dikendalikan lagi oleh manusia.

Revolusi industry 4.0 (yang sedang berlangsung) ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dengan komunikasi yaitu dengan sistem cyber-physical.

Dengan mudahnya memperoleh informasi tentunya akan banyak mendapatkan manfaat khususnya bagi seorang farmasis.

Misalnya saja kita dapat memperluas dan dapat dengan mudah mendomonstrasikan suatu bahan obat atau produk obat agar dapat dikenal di kalangan masyarakat. Kita juga dapat mengendalikan penyalahgunaan obat-obatan di masyarakat. Nah, bagaimana caranya?  Kita bisa memanfaatkan media-media sosial dalam hal ini. Dengan cara membuat konten-konten yang berisi edukasi obat-obatan yang menarik dapat memberi sedikit wawasan bagi masyarakat awam. Melalui ini pengetahuan masyarakat mengenai obat-obatan akan menjadi bertambah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline