Lihat ke Halaman Asli

Lala_mynotetrip

Terus berupaya menjadi diri sendiri

Mindset is Doa

Diperbarui: 8 Maret 2018   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

Sering sekali kita mendengar kalimat "mindset is Doa" saya selalu mendengar kalimat itu sejak tahun 2013 an, saat itu saya diajak bergabung dalam sebuah bisnis oleh teman. Sang leader selalu berujar "mindset is doa" ditahun tersebut saya belum menarik garis besar atau kesimpulan dari kalimat si leader tersebut. 

Saya hanya menjadi bagian diskusi dan mendengarkan, belum terpikirkan untuk implementasi. Namun di 2014 saya mulai mencoba hal tersebut, cukup lama yaaa.. itulah kadang kita agak 'telmi' dalam menangkap sebuah nasehat bijak.

Faktanya banyak sekali pakar menyatakan kekuatan pikiran itu bisa mengalahkan banyak hal, ketidakmungkinan akan menjadi mungkin-mungkin saja saat kita memang meyakini. 

Pemikiran itu dikendalikan oleh si pemiliknya, tinggal dipilih mau mengisi nya dengan pemikiran kurang baik/buruk/negatif atau pemikiran baik/positif. Mungkin dalam hal ini kondisi mental, kesehatan mental dan lingkungan sekitar pun ikut campur dalam membentuk pola pikir. 

Tidak jarang, dilingkungan yang serba tanpa atau kekurangan perhatian dan kasih sayang dari orang-orang terdekat membuat seseorang jauh lebih mudah depresi, serta berpikir negatif. Itu hanya faktor pendukung, dikembalikan lagi ya pada sipemilik dan pengendali pemikiran (yaitu diri kita sendiri). 

Saya merasakan dampak baik dari berpikir positif seperti saya merasa yakin akan menyelesaikan study saya, dan tetap sambil bekerja. Pemikiran positif, padahal saat itu kondisinya tidak mudah. Namun hal tersebut impact nya sangat besar, selelah dan sesulit apapun jalan yang saya tempuh alhmdulillah saya dapat melalui nya dan goal pun tercapai. 

Diakui menghadirkan pemikiran positif tidaklah mudah, didalam diri kita sendiri terdapat banyak rasionalitas dan pesimistis. Padahal harusnya kita tanamkan dalam diri 'saya yakin semesta mendukung' dan abaikan bisikan-bisikan soal ketidakmungkinan, lagipula tiada rugi saay kita beusaha berpikir bahwa kita pasti bisa. 

Tanamkan dalam hati dan pikiran, bahwa semesta akan mendukung tujuan atau cita-cita kita, hilangkan gusar atau rasa tidak "PD" biarkan alam bawah sadar kita merekam kalimat-kalimat baik. Meski saat kita melihat situasi sekitar seolah belum memungkinkan. Namun percayalah dalam hidup saat jatuh kita hanya harus belajar berdiri lagi, kemudian melanjutkan perjalanannya. 

Jadi ketidakmungkinan itu janganlah menjadi batu penghalang dalam meraih tujuan. Selama yang ingin dituju adalah hal baik (baik bagi diri dan sekitar) why not?

Tujuan ada, jagalah, kerjakan dijalurr yang benar. Jangan jadikan sebuah beban, nikmati proses dan yakinlah semua akan tercapai kalaupun tidak setidaknya kita menikmati proses. Ingatlah dulu saat kita bayi, kita belum bisa apa-apa. Namun ibu kita selalu mendorong dan memberikan keyakinan bahwa kita bisa tengkurap, bahwa kita bisa berjalan, bisa bicara, bisa menggenggam. Bukankah begitu indah, saat kita meninstruksikan pemikiran kita untuk meyakini hal-hal positif? Tiadalah rugi, apalah arti pencapaian tanpa proses. 

Pemikiran juga seolaj menjelma bak sebuah doa, ini saya alami sendiri kadang dari pemikiran-pemikiran atau perkataan kita yang tidak disengaja. "Enak ya, kerja di Ibu kota.. setiap hari pulang pergi Bogor - Jakarta" itu pemikiran singkat saya, saat berkali-kali saya naik krl Bogor-Jakarta untuk menghadiri seminar-seminar atau main ke perpus kampus lain untuk mencari referensi Skripsi. Dipandangan saya saat itu orang-orang terlihat sibuk dan produktif, penuh tantangan. Taraaaaaa 1,5 bulan kemudian pemikiran simple saya terwujud.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline