Lihat ke Halaman Asli

Orang Cerdas yang Memakan Tempe, Orang Tolol yang Mengelola Kedele (Karikatur-73)

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

134352341740218287

[caption id="attachment_196945" align="aligncenter" width="473" caption="Grafis MWA-Karikatur 73"][/caption]

Ingat Gus Dur diolok-olok dengan Pribahasa Jawa --- “Pagi ‘dele sore tempe !”. Gus Durtergelak-gelak dengan badan terguncang ala Jaya Suprana.

Terbelalak biji mata dan liang telinga menyaksikan penjelasan Pembantu Presiden RIBidang Ekonomi yang diwawancarai Metro TV (bersama Kepala Bulog) ……………….. : Krisis kedele, tempe tahu karena Pertumbuhan Ekonomi Indonesia……………”

Barangkali (?) maksudnya dia :

1.Pertumbuhan Ekonomi Indonesia menimbulkan makin banyak Orang Miskin menjadi golongan yang berpendapatanlebih tinggi --- jadi masuk golongan pemakan tempe dan tahu.

2.Pertumbuhan Ekonomi makin banyak segala Manusia Indonesia menyukai Kedele, Tahu-Tempe.

3. Pertumbuhan Ekonomi mendorong Kedele menjadi input untuk Industri dari Investasi baru.

Ih, baikpendapat begituan dikaitkan dengan “Pertumbuhan Ekonomi Indonesia” atau pun geger “Musim Kemarau Panjang USA” apalagi ada Udang di Balik Batu “Kartel Perdagangan Kedele Impor”.

Jalan pikiran aneh --- seolah-olah Pemerintah tidak cerdas mengelola Network Planning --- kalau memang ada pertumbuhan ekonomi dan kartel jahat.

Dikaitkan pula denganide baru pembentukkan …………….. Anak Badan Usaha “Perum BULOG”di bidang Pangan .Proyek apalagi ini ?

Ada kaitan dengan Pemilu 2014 dan ‘nafsu Syahwat melanggengkan Kekuasaan’ ta ? Pak Dahlan kepriben Je (Kroco ).

Masalah sederhana itu :

1.Sektor Pertanian tidak dikelola secara Cerdas dan Komprehensif, me-manage produktivitas dan Linkage semua sektor Produksi dan Konsumsi

2.Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan tidak inklusif dalam Paradigma Kebijakan Pemerintahan. Masalah Perekonomian --- permintaan dan penawaran, dan Sistem Distribusi dan Logistik tidak ada konektivitas.

3. Tidak berkemampuan Visioner dan antisipatif, dari 2009 telah banyak pihak --- termasuk PBB mengingtkan bahwa, USA tahun 2013 akan meningkatkan pemakaian bahan pangan menjadi ‘input’ industri “energy terbarukan”. Harga akan cendrung menanjak, ancaman kelaparan di dunia akan meningkat.

4.NKRI terancam krisis pangan dan kelaparan --- kalau cara berpikir dan kinerja Pemerintah (2014-2019) mendatang, masih terpilih Orang-orang model Kompetensi Pimpinan Nasional dan Elite yang duduk di Lembaga Negara sekelas mereka-mereka saat ini.

Kroco berpesan :”Hargai Keringat Petani Indonesia --- manage harga yang mendorong produktivitas pertanian ! Tingkatkan produksi nasional, Kartel itu, yaitu itu-itu juga Cik ”.

[MWA] (Karikatur Sospol -73)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline