Lihat ke Halaman Asli

Dodi Muthofar Hadi

Manjadda Wajadda

Perjalanan Menuju Singgasana Khalifah Panatagama Di Mataram

Diperbarui: 17 November 2018   10:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Belum lama ini saya berziarah ke makam raja-raja Mataram di Kota Gedhe. Awalnya hanya ingin sholat Ashar di masjid Agung Kota Gedhe. Ternyata masjid Agung yang dulu saya anggap masjid Agung Mataram di Kota Gedhe yang letaknya di selatan jalan bukan masjid Agung Kesultanan Mataram.

Ternyata yang di barat jalan ini yang masjid Agung Mataram Kota Gedhe. Semakin senang rasanya menemukan yang asli sudah gak meyakini yang hoax buatan sendiri. Bikin hoax sendiri dipercaya sendiri ternyata keliru. Alhamdulillah bisa nemu fakta yang sebenarnya.

Sebelum masuk gapura saja saya sudah takjub dengan kemegahan gapuranya. Terbayang saat seorang sultan yang memasuki tangga-tangga gapura menuju masjid, indah sekali. Setelah masuk Gapura Masjid, subhanallah suasana hening, sejuk dan rindang bak suasana di abad 14 -15 M, masyaallah, subhanallah.

dokpri

Saya tidak tahu mana pintu masjid untuk laki-laki dan mana pintu untuk wanita. Karena saya juga dari perjalanan jauh, jetis bantul - mrican sleman - kota gedhe maka saya duduk di depan masjid sambil melepas tas, jasket, dan sepatu.

Sambil sesekali melihat jamaah kemana arah masuknya, dan saat saya menoleh ke arah kanan atau selatan saya lihat lagi ada gapura. Masyaallah ada kerajaan di sini setelah saya amati ternyata gapura makam raja mataram.

dokpri

Masyaallah ternyata disini makam raja-raja mataram yang di kota gedhe. Senyum diwajah tidak bisa saya tutupi karena memang sudah sejak lama ingin mengetahuinya. Dan baru kala ini kesampaian, sholat dulu ntar kalau ada waktu coba lihat ke sana.

Akhirnya saya wudhu di kran depan masjid dan masuk dari arah Timur masjid, melewati shof wanita baru ke depan ke shof pria. Lha bagaimana wong saya gak tahu jalannya, yang penting niat sholat dan gak batalin wudhu yang lain. Masyaallah jamaahnya lumayan banyak padahal rumah-rumah disekitaran masjid hanya sedikit. Masjidnya memang lebih kecil dari masjid kauman namun bangunannya bagus dan kokoh. Mimbarnya juga artistik.

Setelah selesai sholat saya urungkan untuk masuk area makam, yang penting sudah tahu lokasinya, bisa lain waktu berziarah. Kemudian menuju gerbang keluar, sebelum pintu gerbang ada peta lokasi, dan saya lihat dan pelajari, akhirnya berubah pikiran. Masuk dulu ke area makam, lihat-lihat dulu ziarahnya lain waktu.

Masuk ke gapura makam saya lihat kanan kiri kok tidak ada retribusinya, kemudian saya masuk, seperti masuk benteng kraton di film-film kolosal itu. Subhanallah indah sekali makamnya, kemudian saya menuju ke bangunan yang ada siapa tahu bisa mendapatkan tambahan informasi. Ternyata di situ belum area makam masih di luar makam, dan jika masuk ke makam ke arah barat bangunan itu baru membayar.

Akhirnya karena masih geratis saya masuk saja ke gapura selanjutnya yang menghadap ke Timur. Setelah masuk terlihat ada gapura lagi namun pintunya tertutup. Ada tulisan lepas alas kaki apabila masuk.

Di bagian kanan dan kiri ada bangunan, saya masih lihat-lihat dulu sambil mengangguk sebagai tanda penghormatan kepada juru kunci-juru kunci yang ada di situ. Di depan saya ada rombongan ibu-ibu dan juga seorang bapak-bapak yang sudah sampai duluan dan bermaksud berziarah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline