Lihat ke Halaman Asli

Musa Hasyim

TERVERIFIKASI

M Musa Hasyim

Bijak Berenergi Sebelum Kiamat Kehabisan Energi Menghampiri

Diperbarui: 6 Februari 2024   22:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proyek murid saya tentang penemuan dan ilustrasi kebutuhan energi yang meningkat sebagai konsekuensinya, sumber: dokumentasi pribadi

Bulu kuduk saya berdiri waktu menonton sebuah film, bukan film bergenre horor, melainkan sebuah film bergenre drama keluarga. Film tersebut adalah Survival Family.

Survival Family bercerita tentang bencana besar yang dialami Jepang ketika listrik dan sumber energi dari bahan bakar fosil tiba-tiba menghilang, lenyap seketika. Masyarakat Jepang yang tinggal di daerah perkotaan berlomba-lomba pergi mencari pasokan makanan dan air bersih ke wilayah pedesaan.

Namun pesawat dan kendaraan lainnya juga tidak ada yang beroperasi, salah satu keluarga memilih mengayuh sepeda beratus-ratus kilometer jauhnya menuju ke rumah kakek nenek mereka di desa.

Kondisi saat sumber bahan bakar fosil habis tak tersisa itulah yang membuat bulu kuduk saya berdiri, bukan karena hantu atau hal-hal mistis lainnya sebagaimana film horor pada umumnya.

Sementara waktu kecil dulu, mati lampu adalah bencana terbesar bagi saya. Kegelapan datang dan perasaan takut menyelimuti. Sepanjang malam, lampu tak kunjung menyala. Saya pun tidur di kamar orang tua dengan ditemani lilin, takut dikejar hantu. Kalau dihitung-hitung, lampu mati saat itu tidak sampai dua belas jam, hanya beberapa jam saja tapi rasa-rasanya seperti berhari-hari.

Setelah saya dewasa, saya baru mengerti begitu pentingnya energi bahan bakar fosil dalam kehidupan sehari-hari. Namun bahan bakar fosil tidak seperti pohon yang kalau ditebang bisa ditanam kembali lalu muncul pohon baru lainnya, bahan bakar fosil ada batasnya dan suatu saat akan benar-benar habis jika tidak ada inovasi energi terbarukan, upaya pihak terkait, dan penghematan energi yang masih ada.

Bijak Berenergi dengan Prinsip Ekonomi Sirkular

Sebagai seorang guru, mengajarkan ilmu adalah tugas pokok saya. Salah satu materi yang saya ajarkan adalah tentang penggunaan sumber bahan bakar fosil dan bagaimana kita bijak dalam berenergi.

Alangkah tidak etisnya jika saya menerangkan ini itu dan menyuruh ini itu kepada murid saya tapi saya sendiri tidak pernah melakukannya. Seorang guru sebagaimana filosofi Jawa bilang, digugu lan ditiru yang artinya seorang guru itu selalu dipercaya dan diikuti, baik perkataannya maupun perbuatannya.

Salah satu yang saya terapkan adalah memegang teguh prinsip ekonomi sirkular.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline